JAKARTA – Sejak diluncurkan pada awal November 2025, Bobibos menarik perhatian berbagai pihak dan menjadi perbicangan luas di dunia maya, maupun di dunia fana. Bobibos diklaim sebagai bahan bakar minyak (BBM) berbahan baku jerami, yang menghasilkan BBM baru dengan oktan mencapai RON 98, setara dengan BBM Pertamax Turbo.
Bobibos singkatan dari “Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos”, merupakan terobosan inovasi dari sejumlah anak muda untuk menghasilkan alterantif BBM sebagai energi baru terbarukan (EBT) dengan kualitas tinggi, harga murah dan ramah lingkungan.
Menurut Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada [UGM], Fahmy Radhi, Bobibos masih harus diuji kelayakan sebagai BBM, baik uji laboratorium, maupun uji lapangan.
“Uji laboratorium bisa dilakukan oleh Lemigas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menguji RON, kandungan sulfur, emisi dan sebagainya,” ujar Fahmy, Rabu [19/11/2025].
Sedangkan uji lapangan, ia melanjutkan, bisa dilakukan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) untuk menguji penggunaan Bobibos pada berbagai jenis kendaraan bermotor dengan mencapai 50.000 KM setiap kendaraan bermotor yang diuji, sesuai dengan standar uji internasional.
“Setelah lolos kedua uji tersebut, barulah kementerian ESDM mengeluarkan sertifikat layak untuk produksi dan pemasaran secara masal,” kata Fahmy.
Ia menambahkan, untuk produksi dan pemasaran masal tentunya dibutuhkan investasi yang tidak kecil dan jaringan distribusi yang luas di seluruh wilayah Indonesia sehingga menyulitkan bagi penemu Bobibos.
“Untuk mengatasi kesulitan tersebut, Pertamina harus mendukung penuh dengan ikut berinvestasi pada Bobibos, yang sesungguhnya cukup prospektif,” kata Fahmy.
Demikian juga dalam pemasaran, lanjut dia, Bobibos sebaiknya menggunakan jaringan distribusi yang dimiliki oleh Pertamina, baik dalam fasilitas penyimpanan, maupun jaringan SPBU. Tanpa dukungan penuh dari Pertamina akan sulit bagi Bobibos dapat diporoduksi dan dipasarkan secara masal, sehingga Bobibos hanya sekadar mimpi di siang bolong.
“Jangan sampai Bobibos bernasib sama dengan blue energi, yang sempat diluncurkan pada saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono [SBY], namun layu sebelum berkembang,” tandasnya.*
