JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan kalau pemerintah telah melakukan pembangunan dan reaktivasi 1.731 km/sp jalur kereta api di 55 lokasi di seluruh Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Adapun pembangunan dan reaktivasi jalur kereta api tersebut meliputi jalur dwi ganda, jalur ganda, jalur baru, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
“Dalam kurun hampir 10 tahun terakhir, Kemenhub telah berhasil menyelesaikan sejumlah proyek pembangunan dan peningkatan infrastruktur kereta api. Total panjang jalur kereta api yang telah dibangun mencapai 1.731 kilometer, tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, yang meliputi pembangunan jalur dwi ganda, jalur ganda, jalur baru, dan reaktivasi,” kata Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, Minggu (29/9/2024).
Kemudian, Kemenhub juga telah melakukan peningkatan dan rehabilitasi atau perawatan terhadap jalur kereta api sepanjang 1.900 km/sp di 25 lokasi. Pihak mereka juga melakukan elektrifikasi terhadap jalur sepanjang 522 km/sp.
Selama 2015-2024, pemerintah telah mendanai pembangunan dan rehabilitasi sektor perkeretaapian dengan anggaran sebesar Rp223,870 triliun.
Mereka juga telah melakukan public service obligation (PSO) sebagai bentuk pelayanan publik sektor perkeretaapian kepada Perseroan Terbatas (PT) Kereta Api Indonesia sepanjang 2015-2024. Nilai dari kebijakan tersebut menyentuh Rp26.027 triliun
“Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas transportasi kereta api di seluruh Indonesia,” ujar Budi.
‘Terus berinovasi’
Budi juga mendorong terjadinya pengembangan inovasi teknologi untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas sektor perkeretaapian. Berbagai inovasi telah dilakukan untuk pengembangan perkeretaapian di Indonesia.
Beberapa di antaranya adalah Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Light Rail Transit (LRT) Jakarta Bogor Depok dan Bekasi (Jabodebek), dan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung.
“Terus berinovasi dalam pelayanan dan teknologi, serta meningkatkan kinerja guna memenuhi harapan masyarakat, karena inovasi yang ditingkatkan dapat membawa citra yang baik bagi pengembangan transportasi,” kata Budi.
Budi mengatakan kereta cepat Whoosh sudah jadi perbincangan dunia internasional. Ia mengenang bagaimana asal mula penamaan Whoosh yang merupakan singkatan dari ‘Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Handal’. Kata tersebut berasal dari suara lesatan kereta cepat yang diucapkan secara awam baik oleh masyarakat Indonesia maupun internasional.
Nama itu merupakan hasil dari sayembara terbatas pembuatan desain identitas yang dilakukan oleh tim penilai.
“Atas arahan Bapak Presiden Joko Widodo, kita perlu memberikan identitas yang mencerminkan nilai-nilai dari Kereta Api Cepat yang menjadi prestasi dan kebanggaan Indonesia. Kira-kira tiga pekan sebelum diluncurkan, kita cari nama Whoosh yang artinya cepat seperti kilat. Di luar negeri seperti Singapura dan Malaysia mereka kagum sekali dan mereka tahu nama Whoosh itu artinya apa,” terang Budi.* (Bayu Muhammad)
Baca juga: Keberhasilan Jokowi Bangun Indonesia dari Pinggiran