10 months ago
1 min read

Infrastruktur dan Manajemen Pelabuhan Merak-Bakauheni Harus Diperbaiki

Anggota Komisi V DPR RI, Suryadi Jaya Purnama. (Foto: dpr.go.id)

JAKARTA – Puluhan pemudik memblokade jalan menuju kapal Eksekutif Bakauheni, Lampung, Minggu (14/4). Para pemudik mobil ini memprotes karena petugas mendahulukan kendaraan yang terakhir tiba.

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) atau ASDP meminta maaf dan menyebut bahwa ada kesalahan jalur antrean karena kekeliruan pengarahan pengguna jasa atau pemudik yang giliran masuk kapal.

Masalah di atas semakin menambah panjang daftar kesalahan ASDP dalam memberikan pelayanan bagi pemudik di lintasan penyeberangan ferry Merak-Bakauheni.

Sebelumnya, jalan menuju Pelabuhan Merak, Banten sempat mengalami kemacetan hingga belasan kilometer selama 5-12 jam karena banyaknya kendaraan atau masyarakat yang belum memiliki tiket kapal feri, tapi tetap datang ke pelabuhan.

ASDP menyebutkan total masyarakat yang belum memiliki tiket pada 6-7 April lalu sebanyak 19.700 orang atau 32 persen. Sementara calon penumpang yang sudah mempunyai tiket hanya 68 persen.

Padahal, ASDP sudah mewajibkan pengguna jasa membeli tiket secara daring via aplikasi Ferizy dengan radius maksimal 4,7 km dari Pelabuhan Merak dan sudah bertiket maksimal H-1 keberangkatan demi menghindari terjadinya antrean kendaraan dan penjualan tiket oleh calo.

Namun di lapangan, masih banyak ditemukan para calon penumpang masih membeli tiket di Pelabuhan Merak dari agen-agen penjualan.

Tanpa berbekal tiket para pemudik ini berangkat menuju Merak. Akibatnya berdesakan dengan para pemudik yang sudah membeli tiket. Mereka masih yakin bisa memperoleh tiket di Pelabuhan dan faktanya masih bisa.

Kita meminta agar alasan para pemudik datang langsung ke pelabuhan untuk membeli tiket tanpa menggunakan aplikasi Ferizy ini dievalusi oleh pihak ASDP dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) karena banyaknya keluhan pembeli tiket terkait aplikasi ini.

Rating 2,5 dan ulasan-ulasan buruk terhadap Ferizy di Google Play Store dapat menjadi bahan evaluasi ini. Misalkan kuota pemesanan tiket begitu cepat habis, kemungkinan besar sudah diborong oleh calo yang kemudian menawarkannya di sekitar pelabuhan. Ada yang hilang uangnya setelah melakukan pembayaran dan masih banyak lagi.

Kita juga menyoroti kemacetan pada lintasan penyeberangan Merak-Bakauheni akibat infrastruktur dermaga tidak mencukupi sehingga olah gerak kapal feri amat terbatas. Jumlah dermaga yang masih kurang, yaitu masing-masing 7 dermaga saat ini harus segera ditambah.

Saya juga mengapresiasi Kemenhub yang berencana menambah lebih dari 1.000 kapal untuk mengantisipasi kepadatan dermaga, tapi sebaiknya penambahan kapal itu juga disertai perbaikan manajemen atau pengelolaannya.

Saat ini, pengelolaan dermaga atau operator terminal penyeberangan yang ada di Merak-Bakauheni sekaligus juga pengelolaan kapal penyeberangan atau operator feri dilakukan oleh ASDP. Jika ASDP tidak dapat mengelolanya, maka dampaknya jadi sangat besar karena berada di tangan yang sama.

Selain itu, di satu sisi, lintasan penyeberangan dan kapal-kapal penyeberangan yang melayaninya berada di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Namun, di sisi lain, urusan kapal berada di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

Oleh karena itu, selain penambahan dermaga dan kapal, kita mendorong perbaikan manajemen lalu lintas penyeberangan di Merak-Bakaheuni dan juga pelabuhan lainnya yang dikelola ASDP seperti Ketapang dan Gilimanuk secara menyeluruh.

Suryadi Jaya Purnama, Anggota Komisi VI DPR RI.

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Kecelakaan Angkutan Barang dan Keselamatan di Jalan Tol

JAKARTA – Kejadian kecelakaan serupa di jalan raya selalu terjadi

Pemerintahan Jokowi Bangun dan Reaktivasi Ribuan Kilometer Jalur Kereta Api

JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan kalau pemerintah telah melakukan