11 months ago
12 mins read

Immanuel Ebenezer: Antara Dua ‘Mania’

Ketua Umum Prabowo Mania, Immanuel Ebenezer. (Foto: Totalpolitik.com)

JAKARTA – Sosok satu ini dikenal sebagai relawan yang membantu kemenangan Joko Widodo dalam dua kali kontestasi pemilihan presiden. Pada 2014 dan 2019, dengan bendera Jokowi Mania, ia menggalang relawan di seluruh Indonesia untuk mendukung dan memenangkan Jokowi.

Kini di 2024, dengan bendera Prabowo Mania, ia juga turut membantu kemenangan Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden, yang bertarung melawan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Immanuel Ebenezer yang kerap disapa Noel adalah mantan aktivis yang memiliki sejarah panjang dalam dunia aktivisme di Indonesia. Pengalaman itulah yang menginspirasinya membentuk gerakan relawan bernama Jokowi Mania dan Prabowo Mania, di mana ia turut memberikan sumbangsih pada kemenangan Jokowi dan Prabowo.

Apa yang ingin diraih Noel dengan mengusung dua ‘mania’ ini? Apakah dengan membentuk Prabowo Mania ia meninggalkan Jokowi? Berikut perbincangan Totalpolitik.com dengan Noel di markas Prabowo Mania di bilangan Panglima Polim, Jakarta Selatan.

Apa kesibukan Anda saat ini?

Yang jelas menunggu tanggal 20 Oktober 2024, pelantikan presiden yang baru.

Kira-kira mau dapat jabatan apa nanti?

Gua nggak tahu soal itu. Tapi kan semua ya pasti, entah itu yang berseberangan dengan pendukung pemerintah, pasti menunggu tanggal 20 tuh.

Apakah Prabowo Mania masih juga membantu di pilkada?

Kebetulan memang Prabowo Mania ada beberapa calon gubernur yang kita dukung. Sekarang kita memang lagi fokus dan konsolidasi relawan-relawan Prabowo Mania. Kemudian ada momen pilkada, itu kita jadikan alat konsolidasi. Apalagi Prabowo Mania ini kan satu-satunya relawan Pak Prabowo yang diharapkan untuk tidak dibubarkan.

Dan itu Pak Prabowo langsung yang menyampaikan. Alat konsolidasinya ya momen pilkada ini kita gunakan. Misalnya, di Jawa Barat ada Kang Dedi Mulyadi. Kemudian di Jakarta ada Kang Ridwan Kamil. Di Sulawesi Selatan itu ada Danny Pomanto. Kita ada beberapa calon kepala daerah  dari tingkat gubernur, bupati, sampai wali kota. Jadi momentum pilkada ini kita jadikan alat konsolidasi aja di seluruh Indonesia.

Kira-kira berapa jumlah relawan Prabowo Mania di seluruh Indonesia?

Kita ini kurang lebih ada 27 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di seluruh Indonesia. Itu Sekjen yang yang tahu (soal jumlah relawan) karena dia yang mengurus soal administrasi. Kalau saya hanya tahu tingkat DPD-nya.

Jadi ada berapa ratus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sampai ranting di seluruh Indonesia. Tapi memang ada wilayah yang aktif dan masif, ada juga yang tidak. Tapi menurut saya, wajar sih di dalam organisasi. Sementara itu aktivitas kita terkait aktivitas politik di Prabowo Mania.  Selain menunggu tanggal 20 Oktober, ya konsolidasi di momen pilkada.

Ini dapat diartikan ada kerja sama dengan KIM Plus atau tidak, di mana Pak Prabowo sebagai tokoh sentralnya?

Tidak juga. Prabowo Mania ini kan bukan underbow partai.

Jadi sama sekali tak ada relevansi dengan KIM Plus?

Tidak juga. Namun ada beberapa tempat yang kita dukung KIM Plus ada juga yang tidak. Misalnya di beberapa wilayah KIM Plus dukung A, kita tidak.

Tidak ada arahan dari Prabowo terkait aktivitas politik Prabowo Mania?

Tidak, karena kita fokus ya jaga Prabowo,  bukan jaga KIM Plus, bukan jaga koalisi. Sebagai pendukung Prabowo, tugas sejarah saya, tugas moral saya, tugas politik saya menjaga pemerintahan dan kebijakan supaya berjalan dengan baik.

Boleh diceritakan sejak kapan sebenarnya Prabowo Mania ini berdiri?

Itu tahun 2023 kalau nggak salah. Deklarasinya di Gedung Juang, Menteng, Jakarta Pusat. Saya lupa itu bulan apa itu.

Apa yang melatarbelakangi?

Pertama, kita melihat bahwa Pemerintahan Jokowi-Prabowo ini kan sebuah pemerintahan rekonsiliasi. Nah, dasarnya itu tuh kenapa kita mendukung Pak Prabowo. Karena kita lihat Pak Prabowo itu sosok pemimpin yang menurut pertimbangan kita ini, pemimpin yang punya karakter seorang negarawan. Jadi kita tidak lagi butuh pemimpin yang proses politiknya itu instan.

Kalau Pak Prabowo kan prosesnya luar biasa. Dari dalam kekuasaan, dibenci oleh kekuasaan, tereliminasi oleh kekuasaan, sekarang pernah masuk dalam kontestasi demokrasi, dia dikhianatin, dia difitnah dan sebagainya. Sampai dia ikut dalam pemerintahan calon presiden menjadi pembantu presiden.

Kan nggak ada dalam sejarah dunia, baru kali ini. Kemudian dia ikut kontestasi empat kali. Tiga kali kalah, sekali menang. Dan sekarang beliau menang. Nah proses sejarah itu yang menjadi pertimbangan kita. Orang ini layak untuk mimpin bangsa ini karena prosesnya sudah cukup panjang dan matang.

Saat pembentukan Prabowo Mania ada semacam pembicaraan awal dengan Pak Prabowo?

Nggak ada. Waktu kita deklarasi aja. Saya sampaikan, Pak Prabowo saya ini orang yang dulu minta Bapak ditangkap lho pada 2019.  Wah gue deg-degan juga tuh. Serius, gue jujur, gue deg-degan juga. Pertama, yang ada di kepala gue, wah gue diusir nih. Ya, kan? Kedua, gue dilempar asbak. Itu fakta. Jawaban Pak Prabowo apa? Noel, saya ini gak punya waktu untuk bicara masa lalu.

Ah, gue kaget. Dan di situ gue lihat, oh iya orang ini hebat. Dan tepat gue milih orang ini. Artinya apa? Dia sosok bukan pendendam.Dia sosok pemimpin yang bicara tentang masa depan. Itu yang kita butuhkan, seorang pemimpin yang bicara tentang masa depan. Bukan dendam dan kebencian. Beliau itu, selain orang yang tidak pendendam, beliau itu pemaaf dan visioner. Dia bener-bener pemimpinlah, pemenang, dan ksatria. Jujur aja gue takut, jantung deg-degan, diusir juga kita, wah mati dah.

Ternyata apa yang di benak saya itu jauh sekali dari yang terlihat di media. Dulu kan 2014-2019, orang mengesankan Prabowo ini sosok yang kasar, temperamental dan sebagainya. Tapi ternyata nggak. Dan berkali-kali saya uji Pak Prabowo. Pernah saya diundang acara Gerindra, dress code-nya waktu itu, kemeja putih dan celana krem khas Gerindra. Dan saya nggak mau pakai itu. Saya pakai kaos warna merah dan celana hitam. Dan saya tidak diusir dari forum itu.

Dan lantas di kesempatan lain juga. Dan ternyata, wah orang ini hebat. Karakter saya kan susah. Nggak mudah. Saya orang yang merdeka dan nggak ngaruh dengan apapun. Kawan-kawan bisa cek jejak digital saya. Saya pendukung Jokowi tapi saya kritik Jokowi lho. Dari kasus PCR, menteri yang korup dan sebagainya. Walaupun dari pemerintahan Jokowi saya dipecat juga dari Komisaris Utama.

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Menakar Ide Koalisi Permanen

JAKARTA – Pada pertemuan dengan Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM

Menakar Prospek Hubungan Diplomatik Indonesia dan Turki

JAKARTA – Pada tanggal 11-12 Februari 2025, Presiden Turki Reccep
toto slot situs togel situs togel
toto slot
slot88
situs totositus totositus totojakartaslot88