JAKARTA – Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan pertempuran intens dengan Hamas di Jalur Gaza akan segera berakhir.
Hal itu memungkinkan Israel untuk mengerahkan pasukan-pasukannya ke utara. Di mana perbatasan dengan Lebanon mendatangkan ancaman baru seiring dengan meningkatnya serangan dari Hezbollah.
Menanggapi seorang petinggi militer Amerika Serikat (AS) yang mengingatkan risiko perang dengan Iran apabila Israel menyerang Hezbollah, Netanyahu mengatakan mereka pihaknya berkemungkinan memindahkan pasukannya ke utara.
“Kami akan memiliki kemungkinan untuk memindahkan sebagian pasukan kami ke utara, dan kami akan melakukannya,” katanya.
Netanyahu mengungkapkan ia tetap mengharapkan adanya penyelesaian diplomatik untuk mencegah terjadinya konflik dengan Hezbollah. Akan tetapi, ia siap jika harus menyelesaikan permasalahan ini ‘dengan cara yang lain’.
Ia juga menyatakan tentara Israel, IDF, siap untuk melakukan perang di berbagai fron, dalam kasus ini dengan Hamas dan Hezbollah, secara bersamaan. “Kami bisa bertarung di beberapa fron dan kami siap melakukan itu,” ujar Netanyahu.
Di satu sisi Netanyahu juga menyatakan kalau ia siap untuk membuat kesepakatan parsial dengan Hamas. Khususnya, dalam rangka memulangkan sekitar 120 tawanan yang masih ada di Jalur Gaza.
Akan tetapi, ia tidak memiliki rencana untuk mengakhiri perang dengan Hamas, meskipun intensitas peperangan telah mereda dan kesepakatan dengan mereka telah dicapai.
“Namun kami berkomitmen untuk melanjutkan perang setelah jeda, untuk menyelesaikan tujuan melenyapkan Hamas. Saya tidak mau menyerah dalam hal itu,” jelasnya.
Bayang-bayang Hezbollah
Sementara itu, ancaman Hezbollah di perbatasan utara Israel menjadi semakin nyata. Hezbollah ingin Israel mengakhiri perangnya di Jalur Gaza sebagai prakondisi untuk negosiasi.
Penelitian Reichman University’s Institute for Counter-Terrorism menemukan Hezbollah bisa menembakkan 3.000 misil setiap harinya selama tiga pekan jika berperang dengan Israel.
Kemudian, milisi-milisi pro-Iran di kawasan juga menyatakan siap untuk pergi ke Lebanon dan membantu Hezbollah dalam perangnya dengan Israel.
Narasumber anonim dari milisi pro-Iran di Lebanon mengungkapkan gabungan itu di antaranya terdiri dari Popular Mobilization Forces dari Irak, Fatemiyoun dari Afganistan, Brigade Zainabiyoun dari Pakistan, dan Houthi dari Yaman.
Militer Israel, terutama pertahanan udaranya, berpotensi kewalahan menghadapi serangan dari utara perbatasannya.* (Bayu Muhammad)
Baca juga:
Israel Bisa Kewalahan Lawan Hezbollah