JAKARTA – Jakarta dinyatakan sebagai kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia oleh situs IQ Air.
Dilansir dari Detik.com, situs tersebut menunjukkan konsentrasi polutan PM 2,5 yang tinggi di langit-langit Jakarta Selasa (18/6/2024) lalu.
“Konsentrasi PM 2,5 di Jakarta saat ini 23,4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia),” bunyi pesan di situs IQ Air.
Adapun 10 kota dengan kadar polusi udara tertinggi saat nama Jakarta muncul di situs IQ Air beberapa waktu lalu adalah Kinshasa, Kampala, Delhi, Manama, Beijing, Lahore, Hanoi, Batam, dan Kathmandu.
Heru Budi santai
Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono, menanggapi santai peristiwa yang sedang terjadi. Ia mengatakan kalau seluruh dunia sedang polusi. Kemudian, ia memaparkan solusi-solusi pemerintah untuk menghadapi itu, salah satunya dengan menerapkan teknologi water mist.
“Pertama, memang dunia begitu ya semua polusi. Tetapi DKI (Daerah Khusus Ibu Kota) ada water mist nanti, pembatasan kendaraan, uji emisi,” katanya, Rabu (19/6/2024).
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab terjadinya kualitas udara yang buruk di Jakarta belum lama ini.
Menurut BMKG, kualitas udara yang buruk di Jakarta disebabkan oleh kecepatan angin yang rendah. Hal itu mengakibatkan polutan-polutan menggumpal di langit Jakarta.
“Berdasarkan windrose pada tanggal 18 Juni 2024, angin di wilayah Kemayoran didominasi dari utara dengan kecepatan angin dari 0 sampai 16 knot, dan kecepatan angin calm sebesar 43,8 persen. Kecepatan angin yang rendah di Jakarta berimbas pada stagnasi kecepatan udara sehingga polutan di udara akan terakumulasi,” jelas Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, Rabu (19/6/2024).
BMKG juga menemukan rendahnya curah hujan sebagai penyebab buruknya kualitas udara di Jakarta.
“Selain faktor angin permukaan, PM 2,5 juga dipengaruhi oleh faktor curah hujan yang semakin menurun intensitasnya untuk meluruhkan polutan di udara sehingga menyebabkan memburuknya kualitas udara di Jakarta akhir-akhir ini,” lanjut Ardhasena.* (Bayu Muhammad)
Baca juga: