4 months ago
5 mins read

Sang Penjahat Perang

Kawasan Jabaliya di utara Gaza, Palestina. (Foto: Dok. Chairul Akhmad)

GAZA – Malam usai Maghrib itu, suasana Rumah Sakit Asy-Syifa, tiba-tiba riuh dan ramai. Rumah sakit terbesar di Kota Gaza ini tengah kebanjiran tamu yang datang dari Bait Hanoun, Gaza Utara. Mereka adalah enam orang korban ledakan bom yang dilesakkan tentara Israel.

Tembakan bom dari tank ke arah kerumunan warga yang tengah menikmati sore di sebuah tanah lapang itu menewaskan dua orang warga dan melukai enam orang lainnya. Mereka yang syahid adalah Muhammad Kifayah (23) dan Karim Sunbari (17), yang langsung dimakamkan hari itu juga.

Dari keenam orang yang terluka, dua di antaranya dalam kondisi kritis, yakni Samah al-Mashri (9) dan Nihad (10). Karena kondisinya yang gawat, Nihad segera dirujuk ke Rumah Sakit Rantisi, tak jauh dari asy-Syifa.

Tim dokter asy-Syifa berusaha sebisa mungkin membantu Samah. Dada kanan bocah perempuan ini tertembus proyektil dan mengenai tulangnya. Posisi proyektil yang menempel di tulang itulah yang sulit dikeluarkan.

“Kami masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Luka yang diderita korban sangat serius, ini membutuhkan operasi bedah tulang,” kata dr Iyad Amar, yang menangani Samah.

Sejak dibawa ke asy-Syifa, Samah mengalami pendarahan hebat. Cairan merah tak henti-hentinya keluar dari dua lubang di dadanya. Sang ibu yang menemaninya ke rumah sakit, terus berupaya menahan aliran darah dengan menutup dada putrinya menggunakan kain.

Setelah beberapa kali melakukan pemeriksaan, akhirnya tim dokter asy-Syifa tak mampu berbuat banyak untuk Samah. Bocah keriting itu pun dilarikan ke Rumah Sakit Rantisi, menyusul Nihad.

“Di sana (Rantisi) peralatan lebih lengkap dan memadai. Semoga dia mendapatkan perawatan yang lebih baik. Sarana medis di sini masih kurang memadai,” jelas Iyad.

Sementara itu empat orang korban lain yang luka ringan telah mendapatkan perawatan dari para dokter asy-Syifa. Diharapkan keesokan harinya mereka sudah bisa pulang.

Serangan tiba-tiba

Siang menjelang sore itu, seperti biasanya warga Bait Hanoun menikmati cerahnya musim panas di tanah lapang di belakang perkampungan. Tanah lapang ini sebenarnya tidak terlalu datar karena ada beberapa bagian yang berbukit, seperti tanah di Jabaliya yang berbatasan dengan Israel. Cuma kontur bukit di sini lebih tinggi dibandingkan Jabaliya.

Sebagaimana Jabaliya, Bait Hanoun juga merupakan kawasan terluar Jalur Gaza. Dan termasuk kawasan yang paling dekat dengan wilayah Israel, yaitu Erez. Perbatasan Bait Hanoun dengan Erez hanya dibatasi kawat berduri yang melintang di atas kebun-kebun zaitun.

Sebenarnya daerah perbatasan yang ditempati Israel itu termasuk wilayah Palestina. Namun kaum Zionis semau-maunya mencaplok dan mengkavling tanah orang. Ladang atau kebun zaitun milik warga Palestina juga mereka rampas. Warga tak mampu berbuat banyak melawan kerakusan tentara Yahudi yang mencaplok tanah air mereka.

Ada sebuah jalan setapak tak beraspal yang menjadi jalur lalu lintas perbatasan kedua wilayah. Namun warga Bait Hanoun enggan melewatinya karena kerap ditembak serdadu Israel ketika berjalan ke kebun mereka. Akhirnya kebun-kebun itu pun terbengkalai hingga kini.

Terdapat dua pos militer Israel yang menjaga perbatasan. Masing-masing pos ini dilengkapi serdadu-serdadu siap pakai dan tank-tank siap tembak. Salah satu tank inilah yang menembakkan bom ketika warga tengah berkerumun di tanah lapang tersebut. Dentuman ini yang kemarin kami dengar dari Jabaliya.

Kawasan ini termasuk paling rawan di Jalur Gaza. Jika Israel menempatkan pasukan khusus untuk menjaga perbatasannya, Hamas sama sekali tidak membangun pos penjagaan untuk melindungi warga. Akibatnya, Israel dengan mudah menyerang warga Bait Hanoun karena mereka tidak mempunyai pertahanan khusus.

Ketika kami tiba ke lokasi serangan keesokan harinya, darah korban yang syahid masih tercecer dan belum kering benar. Serpihan bom dan proyektilnya—mirip paku seukuran 5 centimeter namun bersirip di belakangnya—masih bertebaran di beberapa tempat.

Bocah-bocah yang tengah bermain di lokasi bahkan berlomba-lomba mengumpulkan serpihan bom dan proyektil tersebut dan menunjukkannya kepada kami.

Salah seorang warga Bait Hanoun bernama Hatim menuturkan, tentara Israel menembakkan bom dari pos perbatasan ketika warga—kebanyakan anak-anak—tengah duduk-duduk di sekitar tanah lapang.

Padahal, tanah kosong ini merupakan tempat umum yang biasa dipakai warga sekitar untuk sekedar menikmati sore musim panas. “Akibat tembakan bom, dua orang langsung syahid. Dan beberapa orang lainnya terluka,” tuturnya.

Beberapa bocah yang selamat dari ledakan berteriak-teriak lantang dan melemparkan batu ke arah tank Israel nan jauh di sana. Tentu saja lemparan tangan-tangan mungil itu takkan mungkin mengenai serdadu Israel.

“Walau lemparan mereka tidak sampai ke pos Israel, paling tidak, anak-anak ini ingin menunjukkan perlawanan,” kata Hatim.

Menurut bocah ini, serangan Israel yang mendadak terjadi kemarin sekitar pukul 15.00 waktu setempat. Berarti pada saat kami tengah melakukan liputan di Jabaliya sehari sebelumnya.

Ternyata suara dentuman di kejauhan usai empat kali tembakan selamat datang di Jabaliya adalah ledakan bom di Bait Hanoun. Suara ledakan terdengar jelas di Jabaliya karena jaraknya yang tak seberapa jauh dengan Bait Hanoun.

Seorang bocah berusia sekitar 11 tahun tiba-tiba mendatangi saya dan menyerahkan beberapa biji proyektil dan pecahan bom yang ditembakkan Merkava Israel.

“Ambil saja. Dan tolong camkan, bahwa kami tidak pernah takut dengan benda-benda seperti ini!” katanya dengan sorot mata tajam.

Setelah menyerahkan proyektil dan pecahan bom, tiba-tiba anak itu menunduk dan mengambil sebuah batu dari tanah. Ketika kutanya untuk apa batu itu? “Kami akan melawan senjata yang ada di tanganmu dengan batu ini,” jawabnya seraya berlalu.

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Warga Israel Mengaku Tak Dilukai Hamas Selama Disandera

JAKARTA – Noa Argamani, yang dibebaskan dari penyanderaan Hamas di

Hamas Kirim Delegasi Gencatan Senjata ke Mesir

JAKARTA – Hamas telah mengirimkan perwakilan mereka untuk mendalami kemajuan