1 year ago
5 mins read

Dahnil A Simanjuntak (4-habis): ‘Suffering of Knowing’

Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak. (Foto: Totalpolitik.com)

JAKARTA – Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di mata Dahnil Anzar Simanjuntak adalah sosok patriot yang mengedepankan kepentingan bangsa dan negara.

Inilah, kata dia, yang membedakan Prabowo dengan tokoh yang lain. Bagi Prabowo, ukurannya adalah kepentingan bangsa dan negara.

“Beliau nggak peduli dimaki oleh seluruh rakyat, asal dia bisa ngejagain kepentingan banyak orang. Kepentingan nasional itu segalanya bagi dia,” tegas Dahnil.

Sebagai orang yang sangat dekat dengan Prabowo selama enam tahun ini, Dahnil melihat presiden terpilih itu ingin dikenal sebagai presiden yang memang bekerja untuk kepentingan rakyat. Ingin dikenang sebagai pemersatu bangsa.

“Pak Prabowo itu ingin sebagai pemersatu semua kelompok. Dalam perspektif saya, saya berharap Pak Prabowo bisa menjadi Bapak Pemersatu, Bapak Persatuan,” kata Dahnil.

“Dia nggak bicara tentang citranya, elektoralnya, popularitasnya. Yang dia bicarakan adalah kepentingan rakyat banyak. Itulah kenapa saya sebut Pak Prabowo patriotik,” tegasnya.

Apa pengalaman terpenting Anda saat menduduki jabatan saat ini?

Di pemerintahan, banyak hal yang sebenarnya bisa kita tahu banyak, tapi nggak bisa kita ungkapkan. Apalagi di Kementerian Pertahanan. Saya sering menyebutnya suffering of knowing. Menderita karena banyak tahu, tapi kita nggak bisa ungkapkan.

Misalnya, kenapa sih kita harus punya alutsista ini? Kenapa sih kebijakan kita harus ini? Kenapa misalnya kita harus ngomong seperti ini? Misalnya, terkait dengan kebijakan geopolitik, geostrategis kita. Kenapa kita harus bersahabat dengan Negara A? Padahal, kita tidak sesuai dengan dia. Tapi karena untuk kepentingan nasional, kita harus tetap menjaga itu semuanya.

Suffering of knowing, menderita karena banyak tahu. Kalau orang tahu di depan ada ular, maka kita nggakakan lewat di situ. Tapi beberapa orang itu mengalami yang namanya blessing of unknowing, keberkahan dari ketidaktahuan. Di depan ada ular nih, mereka nggak tahu, makanya lewat aja. Ketika dipatuk, mati. Tapi kalau nggak dipatuk, itu blessing.

Kita mengalami blessing of unknowing itu. Kalau Anda nggak tahu, enak Anda ngomong. Misalnya, kenapa nggak lawan aja itu Negara A, B, C?’ Padahal, kita nggak mau negara kita celaka. Kalian tahu nggak kekuatan mereka itu seperti apa? Bagi orang lain, ‘ah, ini pengecut’. Segala macam, kan.

Ada politisi yang sok heroik begitu, ‘lawan saja’. Bla bla bla. Padahal, dia sendiri nggak tahu apa yang dia omongin. Padahal, kita sedang menjaga seluruh kepentingan rakyat dan kepentingan bangsa kita. Itu yang tadi saya sebut suffering of knowing-nya.

Apa pesan Anda terhadap tokoh-tokoh, terutama politikus yang seperti itu?

Bagi mereka elektoral adalah segalanya. Tapi tokoh seperti Pak Prabowo itu nggak begitu. Pak Prabowo itu patriotik. Itu yang benar-benar membedakan beliau dengan tokoh yang lain. Pak Prabowo itu ukurannya kepentingan bangsa dan negara. Beliau nggak peduli dimaki oleh seluruh rakyat, asal dia bisa ngejagainkepentingan banyak orang. Kepentingan nasional itu segalanya bagi dia.

Pak Prabowo bisa dimaki segala macam. Tapi marwah, kehormatan TNI, misalnya itu tetap dia jaga. Coba ya, kesalahan TNI di masa lalu oleh penggiat hak asasi manusia (HAM) itu seolah kesalahan Prabowo semuanya. Semua ‘kesalahan’ TNI di masa lalu itu seolah-olah jadi kesalahan Prabowo Subianto. Kalian perhatikan, Pak Prabowo pernah nggak membalas? Dia biarkan saja. Ada marwah yang sedang dibalas oleh Pak Prabowo. Itu sama dengan kepentingan bangsa dan negara.

Saya ingat, pertama kali Pak Prabowo jadi Menhan kemudian dimaki-maki gara-gara kapal Coast Guard China, Pak Prabowo bilang, ‘Ya, China kan sahabat kita.’ Tapi orang-orang sok-sokan ngerti, ‘kita lawan’, ‘kita usir segala macam’. Nah, Pak Prabowo berpikir strategic. Dia berpikir kepentingan rakyat banyak. Dia nggak bicara tentang citranya, elektoralnya, popularitasnya. Yang dia bicarakan adalah kepentingan rakyat banyak. Itulah kenapa saya sebut Pak Prabowo patriotik.

Menurut Anda pribadi, apa arti kebangsaan kita?

Saya akhirnya menggambarkan politik, kebangsaan, itu sebagaimana yang ditunjukkan oleh Pak Prabowo dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan. Saya agak beruntung karena di depan saya ada Pak Prabowo. Jadi saya akhirnya tinggal mencontoh, dan mempelajari. Artinya, apapun posisi kita, kepentingan orang banyak, kepentingan bangsa dan negara, itu di atas semuanya. Pak Prabowo memberikan contoh itu.

Bagi saya, karena saya berangkat dari tradisi dakwah Islam, tradisi pendidikan, keindonesiaan itu harus punya tarikan nafas yang sama dengan keislaman. Ketika bicara Islam di Indonesia, itu tidak bisa lepas dari konteks keindonesiaan. Islam di Indonesia yang paling representatif untuk menggambarkan keindonesiaan itu, ya organisasi-organisasi besar seperti Muhammadiyah dan NU.

Kenapa? Karena ini yang mendirikan republik. Tentu banyak juga ormas lain yang terlibat menjiwai ideologi republik. Dan mereka terlibat secara langsung dalam kemerdekaan republik. Semua tokoh pendiri bangsa kita pasti terlibat dan bersentuhan langsung dengan Muhammadiyah dan NU. Bung Karno bersentuhan langsung dengan Muhammadiyah, bersentuhan langsung dengan Persis, dari AS Hasan. Bung Hatta juga, semuanya bersentuhan langsung, termasuk saat perumusan Pancasila.

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Menakar Ide Koalisi Permanen

JAKARTA – Pada pertemuan dengan Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM

Menakar Prospek Hubungan Diplomatik Indonesia dan Turki

JAKARTA – Pada tanggal 11-12 Februari 2025, Presiden Turki Reccep
toto slot situs togel situs togel
toto slot
slot88
situs totositus totositus totojakartaslot88