1 month ago
1 min read

Di Balik Sulitnya Anies Mendapatkan Dukungan PDIP

Mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan. (Foto: Akun X @aniesbaswedan)

JAKARTA – Politisi senior, Zulfan Lindan, berbicara mengenai percakapan yang muncul di publik soal partai politik (parpol) mana yang akan mendukung mantan Gubernur Daerah Khusu Ibu Kota (DKI) Jakarta, Anies Baswedan, dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Daerah Khusus Jakarta (DKJ) 2024.

“Orang-orang yang menganggap Anies ini solusi itu berpikirnya terlalu jauh. Semua seperti sudah pasti. Sementara yang bermasalah juga berhadapan mengatakan tidak pasti. Konteksnya adalah ketika (muncul isu) apakah Anies itu didukung oleh PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) atau tidak. Kan banyak sekali semua komentar mengatakan tidak mungkin. Yang satu lagi mengatakan mungkin,” ujarnya di Total Politik.

Bagi pihak yang menganggap PDIP tidak mungkin mendukung Anies, Zulfan menilai karakter Anieslah yang menjadi batu ganjalannya.

“Karena ya mereka melihat karakter Anies. Anies ini bisa saja berubah. Karakternya Anies ini kan oportunis. Apa arti oportunis? Dia bisa saja berubah, kemarin ke PKS (Partai Keadilan Sejahtera), sekarang PDIP itu bisa aja. Nggak ada keberatan buat Anies itu. Jadi apa, artinya tidak ada persoalan ideologi di sini buat Anies. Yang ada kepentingan. Nah, inilah problem,” lanjutnya.

Di saat yang sama, Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri, menginginkan kader yang memiliki pendirian ideologis yang teguh.

“Padahal kadang-kadang orang kan katakanlah seperti Ibu Mega, dia mau orangnya firmed, gitu loh. Kamu kalau mau gabung sama kita, nasionalis dong. Iya, kan. Artinya secara identitas ataupun secara substansinya. Ber-KTA, substansinya elu juga harus nasionalis,” katanya.*

Baca juga: Ketangguhan Due Pram-Rano

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

‘Anies Tidak Jadi Maju Bukan Karena Ridwan Kamil’

JAKARTA – Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah

Pramono Jalan Tengah Jokowi, Prabowo dan Megawati

JAKARTA – Jurnalis Senior Tempo, Bambang Harymurti, berpendapat kalau sosok