JAKARTA – Founder Indo Barometer, Muhammad Qodari, menilai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan bertentangan dengan konsep-konsepnya sendiri kalau jadi mengusung mantan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, Anies Baswedan.
Salah satunya adalah konsep mengenai partai kader, Qodari menyoal kenyataan bahwa Anies bukan seorang kader dari PDIP.
“Kalau saya dari awal mengatakan begini, kalau PDI Perjuangan betul-betul mencalonkan Anies, maka itu bertentangan dengan konsepsi yang selama ini digaungkan oleh PDI Perjuangan,” ujarnya di Total Politik.
Pada saat yang bersamaan, PDIP memiliki kader sendiri yang potensial. Hal itu juga diakui oleh pihak mereka sendiri. Kader tersebut tidak lain adalah Basuki Tjahaja Purnama atau yang kerap disapa Ahok.
“Satu (mengenai) partai kader, ya karena Anies kader bukan, bukan. Ada nggak kader PDI Perjuangan yang elektabilitasnya juga tinggi? Ada, namanya siapa? Ahok, ya kan. Bukan nggak punya pilihan loh. Lain kalau memang surveinya nggak ada yang tinggi toh. Tapi orang-orang PDI sendiri, teman-teman PDI sendiri kan sudah mengatakan, surveinya paling tinggi satu Anies, dua Ahok, kan begitu. Mereka sendiri yang ngomong kok berkali-kali,” jelas Qodari.
Kemudian, ia juga menyorot soal klaim PDIP yang mengaku sebagai partai nasionalis. Langkah dan sikap Anies pada masa lampau yang mengusung tema rasial dalam berpolitik dianggap bertentangan dengan itu.
“Yang kedua berhenti saja klaim sebagai partai nasionalis. Karena apa? Kita tahu kampanyenya Anies 2017 seperti apa di Pilkada Jakarta. Pidato kemenangannya, ini kemenangan kelompok pribumi. Mana ada konsep pribumi dalam partai nasionalis itu. Di partai nasionalis itu cuman ada warga negara Indonesia, titik. Nggak ada pribumi, nggak pribumi,” lanjutnya.*
