2 months ago
1 min read

Amerika Minta Israel-Hamas Rundingkan Gencatan Senjata

Kepala Politbiro Hamas, Yahya Sinwar. (Foto: Theaustralian)

JAKARTA – Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir, telah menyeru kepada Israel dan Hamas untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Dalam pernyataan bersama Hari Kamis (8/8/2024), tiga negara tersebut mendesak Israel dan Hamas untuk melanjutkan kembali perundingan yang dianggap mendesak pada tanggal 15 Agustus 2024 ini di Doha atau Kairo.

Mereka meminta Israel dan Hamas untuk menutup segala celah yang masih ada dalam negosiasi dan melaksanakan kesepakatan gencatan senjatanya tanpa penundaan lebih lanjut.

“Ini adalah waktu untuk membuat perjanjian gencatan senjata dan membebaskan sandera dan tahanan,” kata mereka.

Mereka mengatakan sudah mengerjakan kerangka kesepakatan gencatan senjatanya selama berbulan-bulan hingga kini.

“Kami telah bekerja selama berbulan-bulan untuk mencapai kerangka kerja kesepakatan dan kini hal tersebut (dibahas) di atas meja, hanya rincian implementasinya yang belum ada,” lanjut mereka.

Kantor Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, langsung menanggapi seruan tersebut. Mereka menyatakan akan mengirim juru runding untuk menyelesaikan rinci-rinci gencatan senjata dan melaksanakan kerangka kesepakatannya.

Akan tetapi, Hamas belum memberikan tanggapan mereka sama sekali terhadap seruan tiga negara tersebut.

Perundingan jadi rumit

Dilansir dari Al-Jazeera, seruan tersebut datang setelah kegagalan mencapai gencatan senjata selama beberapa bulan terakhir.

Sekarang, perundingan mencapai gencatan senjata menghadapi kerumitan baru. Pembunuhan Kepala Biro Politik (Politburo) Hamas, Ismail Haniyah, di Teheran, Iran, menciptakan keraguan akan prospek keberlangsungan pembicaraan soal gencatan senjata itu.

Bahkan, beberapa pihak menduga pembunuhan Haniyah merupakan upaya Netanyahu untuk menggagalkan negosiasi gencatan senjata yang sedang diupayakan.

Dengan wafatnya Haniyah, negosiasi gencatan senjata dari pihak Hamas akan dipimpin oleh Yahya Sinwar.

“Selain itu, kita harus ingat bahwa Israel sekarang akan bernegosiasi dengan Yahya Sinwar, yang merupakan pemimpin politik baru Hamas,” jelas Koresponden Al-Jazeera, Hamdah Salhut.

Berbeda dengan Haniyah, Sinwar dianggap sebagai seorang tokoh garis keras di dalam Hamas.

Sementara itu, analis politik Al-Jazeera, Marwan Bishara, mengatakan AS ditekan oleh kemungkinan melebarnya perang Israel-Hamas menjadi konflik berskala kawasan di Timur Tengah nantinya.

“AS didorong untuk memberikan tekanan yang lebih besar karena ancaman perang regional yang lebih luas,” terangnya.* (Bayu Muhammad)

Baca juga: Hamas Pilih Yahya Sinwar jadi Pengganti Haniyah

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Israel dan Hezbollah Saling Serang

JAKARTA – Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan urusan

Warga Israel Mengaku Tak Dilukai Hamas Selama Disandera

JAKARTA – Noa Argamani, yang dibebaskan dari penyanderaan Hamas di