JAKARTA – Direktur Eksekutif FIXPOLL Indonesia, Mohammad Anas RA, berpendapat dinamika Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Jakarta akan berbeda dengan 2017.
Ia menilai demikian karena siapa pun yang nantinya terpilih menduduki kursi Jakarta 1 memiliki peluang untuk maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2029 mendatang, seperti Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Anies Baswedan sebelumnya.
Oleh karena itu, partai-partai politik (parpol) akan mempertimbangkan kandidatnya untuk dimajukan dalam Pilkada Jakarta 2024 secara matang.
“Sehingga, partai politik akan menghitung secara matang terhadap sosok figur calon gubernur cagub yang akan diusung,” katanya saat dihubungi Totalpolitik.com, Sabtu (25/5/2024).
Dalam Pilkada Jakarta 2024 ini, masing-masing parpol akan menghitung kemungkinan orang-orang yang akan dimajukannya kembali bertarung di pilpres mendatang.
Anas merasa kalau pemilihan mempertaruhkan kursi gubernur dan wakil gubernur (wagub) Jakarta berikutnya memiliki ‘aroma pilpres.’
Pilkada yang menantang
Menurut Anas, Pilkada Jakarta 2024 merupakan kontestasi yang menantang. Sebab, mereka yang bertarung menghadapi pemilih-pemilih yang beragam dan sulit untuk diyakinkan.
Terlebih, warga Jakarta tidak begitu mempertimbangkan status sosial atau pangkat jabatan yang melekat kepada kandidat-kandidat yang nantinya akan maju.
“Masyarakatnya tidak melihat pangkat dan jabatannya seorang pejabat. Tidak melihat nama besar keluarganya. Tidak melihat kekuatan logistiknya,” lanjut Anas.
Ia menilai warga Jakarta membutuhkan pemimpin yang taktis menyelesaikan kompleksitas persoalan Jakarta.
Peluang Ahok dan Anies
Pada dasarnya, semua warga negara memiliki hak untuk maju dalam kontestasi memperebutkan jabatan publik. Akan tetapi, Anas menilai baik mantan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama maupun Anies Baswedan menghadapi situasi yang rumit.
Pria yang kerap disapa Ahok itu masih dibayang-bayangi oleh kasus penistaan agama yang menimpanya dahulu.
“Ahok sulit jualan politiknya sebab masih membekas di benak warga tentang kasus hukum penistaan agama yang menimpanya. Sehingga, sulit melakukan re-branding tokoh.,” ucap Anas.
Sebab itu, Anas melihat PDIP lebih baik memajukan figur-figur lainnya, sebagai alternatif terhadap Ahok.
“PDI Perjuangan mendorong figur lain seperti Jenderal Purn Andika Perkasa, Tri Rismaharini, Eriko Sotarduga, Prananda Prabowo, dan Prasetyo Edi Marsudi,” lanjutnya.
Di sisi lain, Anies masih dibayang-bayangi oleh statusnya sebagai calon presiden (capres) dalam Pilpres 2024 yang lalu.
“Anies Baswedan akan mendapat julukan haus kekuasaan jika maju di pilkada,” ujar Anas.
Anas juga mengatakan sudah seharusnya Anies mendorong terjadinya regenerasi kepemimpinan di Jakarta.
Selain itu, Anies juga akan menghadapi pertentangan yang keras dari kubu yang mendukung Presiden dan Wakil Presiden (Wapres) terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming di Pilpres 2024.
“Anies akan menjadi musuh bersama di internal Koalisi Indonesia Maju. Pasti Anies akan menjadi target dipermalukan di Pilkada Jakarta,” sambungnya.
Ditanya mengenai tokoh-tokoh lain yang berpotensi untuk maju di Pilkada 2024, Anas melihat Menteri BUMN, Erick Thohir memiliki peluang yang lebih besar.
Sementara itu, Ridwan Kamil yang pernah menjadi Gubernur Jawa Barat (Jabar) dinilai lebih kuat jika kembali maju di Jabar.
“Erick Thohir lebih berpeluang karena figurnya cukup populer. Sedangkan, RK lebih jelas suaranya jika maju Pilgub Jabar,” kata Anas.* (Bayu Muhammad)
Baca juga:
Pengamat: Ridwan Kamil Belum Pasti, Anies Perlu Rebutan Tiket