Projo ini kan besar sekali, ada keinginan untuk bikin parpol?
Saya sudah berkali-kali diskusi sama Pak Jokowi. Gini loh, kondisi saat ini, di Indonesia itu 80 persen masyarakat Indonesia ini nggak (mengikuti) partai. (Kita) bukan masyarakat partai politik. Karena apa? Party-ID kita cuma 20 persen. Jangan salah, karena partyID itu, orang mau diidentifikasi dengan partai politik cuma 20 persen. Sedang 80 persen orang nggak mau diidentifikasikan dengan partai politik.
Berpolitik, iya. Kan saya bilang bukan rakyat tidak mau berpolitik, tapi partai politik. Jadi party-ID kita cuma di bawah 20 persen. Sehingga masyarakat di Indonesia swing voters semua. Dan lebih cenderung non-partai. Karena itulah kita juga berpikir, apa betul rakyat Indonesia perlu partai baru? Kalau kita sih selalu bilang, kita terserah Pak Jokowi saja. Tapi menurut saya, Projo itu sudahlah takdir sejarahnya begini; ormas politik. Ormas politik spesialis pilpres.
Jadi setelah jabatan Pak Prabowo berakhir nanti, Projo bisa mendukung capres lain juga?
Ya, iya dong. Projo itu merancang dan memenangkan. Merancang, memenangkan, dan memastikan pemerintahan Prabowo-Gibran sukses sampai akhir.
Bagaimana Projo melihat pemerintahan baru nanti? Apakah Projo yakin mereka akan melanjutkan visi misi Pak Jokowi?
Begini, banyak sejarah di seluruh negara di dunia. Ketika ingin mencapai satu tujuan yang sangat strategis, artinya kita kan bergerak dari negara berkembang menjadi negara mau. Nah, syarat negara maju itu, kepemimpinannya harus sustain, harus kontinuitas. Selama 25 sampai 30 tahun. Kecuali demokrasi sudah matang. Kayak di Amerika, Eropa, Jepang, dan negara yang sudah matang lainnya. Proses decouple sudah terjadi, antara ekonomi dan politik. Sehingga, pemimpinnya ganti-ganti nggak akan ada perubahan kebijakan yang signifikan. Kalau kita menuju 2045, kita perlu kontinuitas, kita perlu kesinambungan.
Berarti ada harapan melanjutkan ya?
Loh ini pemerintahan pasti melanjutkan. Dan nanti kita berharap dalam 20 tahun akan terus berkelanjutan.
Termasuk soal Ibu Kota Nusantara (IKN) dan segala macam?
Banyak isulah. Pembangunan infrastruktur, peningkatan sumber daya manusia, hilirisasi, kan banyak isu-isu strategis.
Beberapa waktu lalu pengamat politik Rocky Gerung sempat melontarkan pernyataan bahwa proyek IKN dan program makan siang gratis tidak bisa sejalan karena keterbatasan APBN, bagaimana menurut Anda?
Gini loh, itu kan soal kreativitas saja. Kreativitas anggaran maupun kreativitas bagaimana mengelola. Kita ini selalu prinsip ekonomi kan mengelola dengan resources yang terbatas, bagaimana menghasilkan semaksimal mungkin. Justru orang berpikir karena itu. Kalau semuanya sudah berlebihan, ya nggak usah mikir lagi. Cuma kan kita bukan orang yang pesimis melihat sesuatu, kita kan orang yang optimis. Pasti ada jalannya. Ini soal kreativitas. Semua tantangan pasti kita hadapi. Cuma kan bagaimana kita menyiasati itu.
Sebelum menduduki jabatan saat ini, dulu Anda bertugas di Kementerian Desa. Bisa diceritakan bagaimana awal mula gabung di Kabinet Jokowi?
Ya, sebagai Wakil Menteri Desa. Ya, kita ngurusin rakyat. Projo itu kan karakternya rakyat. Jadi kita disuruh ngurusrakyat, ya oke aja. Ini perintah, disuruh.
Sebagai Menkominfo bagaimana ceritanya?
Ya, ini perintah juga di sini (Kemenkominfo). Ya, oke aja. Kita kan siap diperintah.
Apa program utama Anda di Kominfo saat ini?
Loh Kominfo ini, semua urusan di Kominfo loh ternyata. Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, ya urusan Kominfo. Bayangin tuh, TV, radio, Whatsapp, social media, ya kan. Semua urusannya Kominfo.
Selanjutnya: Pemberantasan Judi Online