Berarti saat Pilkada Gubernur DKI Jakarta Projo belum terlibat?
Oh, terlibat. Kita terlibat di 50 kampung di Jakarta. Tapi belum ada namanya. Dulu masih memakai nama ‘Sahabat Jokowi’. Dulu awal mula namanya KSP-PROJO: Kader Simpatisan PDIP Pro Jokowi. Kader dan simpatisan ini jadi melebar, gitu.
Apa yang dilakukan Projo untuk memenangkan beliau?
Semangatnya Projo itu kan setia di garis rakyat. Itu semangatnya, elannya. Jadi siapapun yang berpihak kepada urusan-urusan menyangkut rakyat, kita selalu jelas benang merahnya, bahwa kita harus berpihak di (sisi) rakyat. Dan Pak Jokowi pekerjaannya terhadap rakyat. Karena beliau adalah pemimpin rakyat yang lahir dari kandungan rakyat itu sendiri. Dan itu dibuktiin. Pikirannya, tindakannya, hatinya untuk rakyat.
Ketika Projo ini muncul, Pak Jokowi kan orang PDI, adakah semacam ‘gesekan’ dengan partai saat itu?
Gesekan sih nggak. Tapi bahwa Projo ini kan genuine dukung Pak Jokowi. Karena apa? Karena Pak Jokowi rakyat. Sehingga, dukungan kita kan genuine. Kan hak pencalonan secara konstitusi kan dimiliki partai politik untuk mencalonkan calon presiden. Mencalonkan itu haknya partai politik. Tapi memenangkan Presiden itu haknya rakyat. Kan rakyat yang punya hak suara di (Tempat Pemungutan Suara) TPS. Pak Jokowi kan membuat sebuah benchmark baru dalam kepemimpinan nasional. Benchmark bahwa pemimpin yang sungguh-sungguh, serius memikirkan nasib rakyat, pasti ada di hati rakyat. Dan Pak Jokowi ada di hatinya rakyat.
Apa yang paling menarik dari pemerintahan Jokowi dalam penilaian Anda?
Pak Jokowi nggak pernah berhenti mikirin rakyat. Pak Jokowi itu concern kepada hal detail. Yang penting rakyat. Pokoknya itu garislah. Benang merahnya harus rakyat.
Karena itu Projo makin kuat?
Setidaknya kan begini, setidaknya kita sebagai ormas, organisasi kemasyarakatan. Kita (Projo) sudah ormas sejak 2014, dulunya masih relawan. Sejak 2014, kita kongres sudah ganti sebagai ormas, organisasi kemasyarakatan.
Pada 2024 ini, setelah Projo dianggap sebagai pendukung Jokowi atau orang di balik kesuksesan Jokowi, tiba-tiba Projo muncul mendukung Prabowo Subianto, itu berdasarkan apa?
Gini loh, waktu Rakernas V Projo di Borobudur, Pak Jokowi kan perintahnya ada dua. Satu, ojo kesusu (jangan terburu-buru) Kedua, dengarkan lagi suara rakyat. Nah, cara mendengarkan suara rakyat itu apa? Kita sepakat, diskusi, akhirnya merumuskan, membentuk namanya Musyawarah Rakyat (Musra). Kita menyelenggarakan Musra di hampir 30 kota di seluruh Indonesia. Musra itu untuk menyerap aspirasi rakyat. Siapa sebenarnya kepemimpinan nasional (yang) dikehendaki oleh rakyat Indonesia. Dan kita kan menemukan nama Pak Prabowo.
Itu sebelum ada Gibran di sana?
Jauh sebelum itu.
Bukan perintah Pak Jokowi?
Diskusi terus kita dengan Pak Jokowi mengenai calon kepemimpinan nasional. Dan makin hari, Pak Jokowi mau mendukung Bapak Prabowo.
Apa yang membuat beliau terkesan dengan Prabowo?
Karena Pak Prabowo di mata Pak Jokowi sama visinya untuk memajukan Indonesia dan mensejahterakan rakyat.
Dibanding Ganjar misalnya, yang notabene satu partai?
Kita bukan maksudnya membanding-bandingin ya. Tapi kayaknya Pak Prabowo lebih firmed. Dan itu terbukti kan di Pilpres 2024. Memang rakyat mau, menghendaki Pak Prabowo.
Oleh sebab itu, Projo juga mendukung?
Oh, dari awal kita mendukung Pak Prabowo. Sudah kita rancang di tahun 2022, dua tahun sebelum pemilihan. Jadi Projo ini merancang dan memenangkan. Makanya telak semua di seluruh wilayah. Kita sudah konsolidasi dua tahun. Mesin kita sudah siap.
Selanjutnya: Antara Parpol dan Ormas