JAKARTA – Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis, merasa tidak heran apabila sosok Presiden terpilih, Prabowo Subianto dianggap tidak akan bersandar ke Amerika Serikat (AS). Ia menyinggung pembicaraan Prabowo di berbagai forum yang seringkali mengungkit kata ‘neolib’.
“Kalau dari statement-statement publik, termasuk waktu debat, termasuk kalau lagi diskusi tertutup, kan Prabowo tuh selalu menyebut kata-kata ‘neolib-neolib’ ya,” ujarnya di Total Politik.
Adapun kata ‘neolib’ sendiri memiliki konotasi dengan AS beserta negara-negara Barat lainnya. Oleh karena itu, Uni merasa tidak heran apabila beberapa pihak menganggap Prabowo tidak akan mendekat ke AS ketika sudah dilantik nanti.
“Dan kata ‘neolib’ itu selalu diidentikan dengan Amerika ya, western ya. Sehingga, bisa mudah untuk orang menyimpulkan bahwa dia nggak akan lean ke Amerika, atau yang bernuansa neoliblah ya, Barat ya,” jelasnya.
Uni mengingat cerita Prabowo bahwa ia tidak ingin tergantung dengan AS soal pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista).
“Dan dia cerita itu termasuk dia misalnya nggak mau tergantung sama Amerika soal pengadaan alutsista. Makanya harus menjalin hubungan dengan negara-negara lain, termasuk Eropa dan juga Rusia ya, seperti itu,” tambahnya.
Akan tetapi, Uni tidak melihat itu berbeda di Prabowo. Pasalnya, pemerintahan-pemerintahan Indonesia sebelumnya juga memiliki keengganan menggantungkan urusan pengadaan senjata kepada satu pihak saja.
“Tapi sebetulnya ini bukan hanya Prabowo. Saya rasa Indonesia dari pemerintahan sebelumnya juga dalam konteks misalnya soal pengadaan senjata juga nggak mau tergantung,” katanya.*