3 months ago
1 min read

Perkembangan Partai Politik di Indonesia

JAKARTA – Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Miftah Sabri, merinci perkembangan partai politik (parpol) di Indonesia. Partai politik lahir di Inggris sebagai sarana untuk memberikan perwakilan kepada masyarakat yang membayar pajak kepada Raja.

“Dulu partai politik pasca Magna Charta lahir di Inggris Raya itu, di Great Britain, supaya ini raja-raja mulai, dia parliamentarianism kan, orang nggak bisa lagi tarik-tarik tax itu tanpa ada representation,” katanya di Total Politik.

Perkembangan parpol di Inggris berujung kepada kelahiran aliran ideologis besar konservatisme dan buruh yang saling bertarung. Tapi keadaannya berbeda di Indonesia. Parpol di sini lahir dengan membawa nilai-nilai dan pertentangan yang berbeda.

“Akhirnya, muncul partai politik. Muncul ide konservatisme, ada partai buruh dan lain sebagainya. Tapi partai politik itu masuk ke Indonesia kan pasca politik etis. Pasca politik etis dia berkontestasi lagi di tanah negeri jauh ini kan. Dengan nilai-nilai kita,” sambung pria yang kerap disapa Paman Sab itu.

Sebelum Indonesia meraih kemerdekaannya, parpol jadi alat perjuangan untuk melawan penjajahan Belanda. Kemudian, parpol juga sempat menjadi kendaraan untuk menghadapi kolonialisme dunia sampai Perang Dunia II berakhir.

“Akhirnya, muncul partai politik. Muncul ide konservatisme, ada partai buruh dan lain sebagainya. Tapi partai politik itu masuk ke Indonesia kan pasca politik etis. Pasca politik etis dia berkontestasi lagi di tanah negeri jauh ini kan. Dengan nilai-nilai kita,” ujarnya.

Habis Perang Dunia II berakhir, parpol di Indonesia menjadi sarana untuk mengonsolidasikan kekuasaan. Dan perkembangan parpol berikutnya dilakukan berdasarkan pembagian-pembagian aliran yang beragam di Indonesia.

“Pasca Perang Dunia II, menang ini, fasismenya tewas, akhirnya partai politik ini menjelma menjadi untuk mulai mengonsolidasikan power di negeri-negeri jauh. Tapi nggak seperti ideologi di negeri asalnya, tidak ada liberalisme versus konservatisme di kita. Yang ada ya partai-partai banyak, partai politik di 55 itu menggambarkan politik aliran, katanya adalah keragaman yang ada di masyarakat,” lanjutnya.*

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Immanuel Ebenezer: Antara Dua ‘Mania’

JAKARTA – Sosok satu ini dikenal sebagai relawan yang membantu

Kabinet Zaken: Solusi Prabowo untuk Mewujudkan Pembangunan dan Stabilitas Politik

JAKARTA – Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana membentuk kabinet zaken