JAKARTA – Pihak berwenang di Kota Deir al-Balah, Jalur Gaza, mengumumkan bahwa mereka sudah tidak mampu lagi untuk menyediakan air minum kepada 700.000 orang yang tinggal di wilayah tersebut.
Adapun Deir al-Balah terletak di Jalur Gaza Tengah dan telah menjadi tempat pengungsian ratusan ribu warga Gaza yang menyelamatkan diri dari pertempuran yang terjadi di tempat lainnya.
Pernyataan dari pihak yang berwenang keluar setelah mereka kehabisan bahan bakar untuk menjalankan beberapa infrastruktur kritis di Deir al-Balah.
“Kami mendesak masyarakat untuk melestarikan apa yang tersisa di kapal tanker pribadi mereka dan kami menekankan perlunya menjaga semangat kerja sama dan berbagi,” ujar pernyataannya.
Sebelumnya, lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan telah mengingatkan keterbatasan air bersih di Jalur Gaza. Beriringan dengan itu, Jalur Gaza juga punya masalah dengan sistem pembuangan air kotor mereka.
Listrik di Jalur Gaza menjadi terbatas setelah Israel memutus pasokan bahan bakar ke sana setelah serangan 7 Oktober 2023 terjadi.
Padahal, listrik dibutuhkan oleh pihak berwenang di Jalur Gaza untuk menjalankan infrastruktur-infrastruktur penting yang ada.
Salah satunya adalah pengelolaan limbah air. Karena adanya keterbatasan listrik, air-air kotor tidak bisa dipompa ke fasilitas-fasilitas pengelolaan limbah. Hal itu berujung kepada dibuangnya air limbah sebanyak 100.000 meter kubik setiap harinya ke laut di Pesisir Jalur Gaza.
Kehancuran masif di Jalur Gaza
Jalur Gaza nyaris mengalami kehancuran total. Penelitian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menemukan upaya pembersihan puing-puing bangunan yang hancur di Jalur Gaza membutuhkan waktu 15 tahun.
Program Lingkungan PBB mendapati lebih dari setengah bangunan, atau total 137.297 gedung, hancur karena perang di Jalur Gaza.
Kemudian, Program Pembangunan PBB juga menemukan pembangunan ulang rumah-rumah yang hancur di Jalur Gaza perlu waktu hingga 2040 mendatang. Dan upaya tersebut akan memakan biaya sebesar $40 miliar.
Tidak hanya kehancuran bangunan, perang di Jalur Gaza juga mengubah topografi wilayah tersebut.
Seorang pejabat PBB di Jalur Gaza mengatakan pemboman yang dilakukan oleh Israel telah mengubah lanskapnya di sana.* (Bayu Muhammad)
Baca juga: Serangan Israel Makin Gencar, Warga Gaza Diminta Mengungsi