JAKARTA – Anggota Dewan Etik Persepi, Prof Hamdi Muluk, menyuarakan keprihatinan terkait akurasi dan etika dalam pengumpulan data penelitian kualitatif.
Menurutnya, data yang akurat dan metode pengumpulan yang mematuhi prinsip etis sangat penting untuk menjaga validitas hasil penelitian.
“Masalahnya sekarang, saya bilang itu bagaimana memastikan di kelurahan itu satu RW-nya ada berapa RT-nya, persisnya berapa? Dan di setiap unit RT itu ada berapa rumah tangga? Data itu harus diambil dengan akurat,” katanya di Total Politik.
“Kalau sekarang kita ngandelin entah centeng atau satpam, mungkin dia tahu berapa rumah di sini, tapi kan nggak akurat. Kedua, juga masalah etika,” sambungnya.
Prof Hamdi menekankan bahwa sample yang bias mengancam keakuratan penelitian dan menimbulkan masalah statistik. Ia juga mengkritik lembaga yang dianggap akurat meski menggunakan metode selain data resmi kelurahan.
“Kamu tetap ngotot ngambil kelurahan itu jauh lebih bagus. Sudah melanggar etik, bukan persoalan lu kreatif lu dapet tuhdata, nggak bisa. Karena kualitatif tidak ada cerita tentang randomness,” tegasnya.*