3 months ago
1 min read

Etika Penelitian dan Tantangan Sampling Data

Ilustrasi populasi dan sample. (Foto: Jopglass)

JAKARTA – Anggota Dewan Etik Persepi, Prof Hamdi Muluk, mengungkapkan pentingnya etika dalam penelitian kualitatif, termasuk penerapan informed consent dan tantangan dalam pengambilan sample data.

Menurutnya, penelitian yang melibatkan masyarakat harus mematuhi standar etis dan persetujuan dari pihak-pihak yang terlibat.

“Etik penelitian itu harus ada informed consent. Kalau penelitian kualitatif itu ada aturannya, bahwa ini ada masalah etik. Ketika Anda nggak bisa dapat data resmi untuk membuat data tentang distribusi RT/RW dan turun ke KK di bawah, itu yang sampling frame, datanya dimiliki kelurahan,” katanya di Total Politik.

Ia menjelaskan kesulitan mendapatkan data resmi hingga tingkat RT/RW, yang kadang disebut “pintu belakang” oleh informan, berarti mengakses data secara informal atau melalui hubungan personal.

“Saya bilang, pintu belakang apa ini maksudnya? Ya, mungkin orang-orang yang kenal situ, tapi bisa juga dicek di website RT, kan ketahuan,” ujarnya.

Prof  Hamdi menegaskan, meskipun teknologi membantu pengumpulan data, transparansi, akurasi, dan kepatuhan etika harus tetap diutamakan.

“Enumerator masukin nama RT-nya, terus App akan mengacak RT mana. Waduh, saya bilang masa ini enumerator yang ngacak. Software kami canggih, Prof, katanya. Saya bilang ya canggih, tapi barangnya nggak ada dilihatin gimana,” tegasnya.*

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Hanta Yuda Soroti Hasil Audit Dewan Etik Persepi Soal PSU

JAKARTA – Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, menyampaikan kritiknya

Poltracking Selalu Jalankan Transparansi

JAKARTA – Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, menegaskan timnya