JAKARTA – Dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, Prabowo Subianto calon presiden 2024 dan salah satu tokoh politik paling berpengaruh di Indonesia, terus memperkuat visinya tentang pentingnya modernisasi infrastruktur dan pertahanan. Menurutnya, hal ini akan menjadi fondasi utama bagi Indonesia dalam menjaga stabilitas nasional dan memainkan peran strategis di panggung internasional, khususnya di Asia Tenggara.
Sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan posisi geografis yang strategis, Indonesia memiliki peran besar di kancah diplomasi, ekonomi, dan keamanan global. Namun, masih banyak tantangan yang harus diatasi untuk memastikan negara ini dapat memaksimalkan potensinya. Prabowo telah menyuarakan pentingnya reformasi di berbagai sektor seperti agraria, industri, dan infrastruktur sebagai langkah awal menuju pengelolaan sumber daya yang lebih baik dan pembangunan yang berkelanjutan.
Penguatan Peran Indonesia di Diplomasi Internasional
Dengan kekayaan sumber daya alamnya seperti minyak, gas alam, batu bara, dan sektor perikanan, Indonesia memiliki modal besar untuk memimpin dalam diplomasi ekonomi dan lingkungan di tingkat internasional. Prabowo menganggap bahwa salah satu kunci untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah global adalah melalui kebijakan yang meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam domestik. Dengan demikian, aliran investasi asing akan meningkat, mendukung industrialisasi dan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Lebih lanjut, dia juga menekankan pentingnya diplomasi ekonomi yang dapat meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam negosiasi internasional, terutama terkait isu-isu seperti perdagangan bebas, perubahan iklim, dan keberlanjutan sumber daya. Dalam hal ini, Prabowo percaya bahwa Indonesia harus mengambil inisiatif untuk menjadi pemimpin dalam perundingan lingkungan global, dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya alamnya untuk mendukung solusi-solusi global yang berkelanjutan.
Prabowo juga melihat bahwa hubungan perdagangan dengan negara-negara besar harus difokuskan pada keseimbangan antara eksploitasi sumber daya dan perlindungan lingkungan. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas jangka panjang ekonomi dan ekologi Indonesia. Sebagai negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, Indonesia harus berhati-hati dalam memanfaatkan kekayaannya agar tetap relevan dalam percaturan global.
Tantangan dan Peluang di Sektor Pertahanan
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi tantangan besar di bidang keamanan maritim. Letak strategisnya di jalur pelayaran internasional seperti Selat Malaka, menjadikan Indonesia rentan terhadap ancaman keamanan di wilayah perairannya. Prabowo percaya bahwa modernisasi sistem pertahanan maritim adalah prioritas untuk melindungi kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia.
Untuk itu, Prabowo mengusulkan peningkatan infrastruktur pertahanan di wilayah perbatasan dan daerah terpencil. Infrastruktur yang lebih baik tidak hanya akan meningkatkan akses ekonomi di wilayah-wilayah tersebut, tetapi juga memperkuat kemampuan pertahanan nasional. Dengan adanya infrastruktur yang memadai, Indonesia akan mampu merespons ancaman eksternal lebih cepat, seperti ancaman terhadap kedaulatan maritim dan potensi konflik di kawasan Asia-Pasifik yang semakin dinamis.
Selain tantangan keamanan maritim, Prabowo juga menyoroti pentingnya menghadapi ancaman keamanan siber yang semakin meningkat. Modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan penguatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di sektor pertahanan akan menjadi bagian penting dari strategi nasional dalam menghadapi ancaman tersebut. Indonesia, sebagai negara yang semakin tergantung pada teknologi digital, harus siap menghadapi ancaman-ancaman di dunia maya yang bisa berdampak pada stabilitas nasional.
Membangun Ketahanan Nasional melalui Infrastruktur
Di samping modernisasi sektor pertahanan, Prabowo juga menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur sebagai faktor utama dalam memperkuat ketahanan nasional. Pembangunan infrastruktur, terutama di wilayah perbatasan dan daerah terpencil akan berkontribusi langsung pada pertumbuhan ekonomi yang lebih merata. Wilayah-wilayah yang selama ini terisolasi akan memiliki akses lebih baik ke pusat-pusat ekonomi, yang pada gilirannya akan mengurangi ketimpangan ekonomi dan sosial di Indonesia.
Infrastruktur yang kuat juga akan meningkatkan konektivitas antarwilayah, yang sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dan politik. Prabowo menilai bahwa infrastruktur adalah fondasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, sehingga perlu adanya alokasi anggaran yang cukup besar untuk sektor ini.
Dalam konteks global, investasi dalam infrastruktur juga akan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional. Infrastruktur yang memadai akan memudahkan Indonesia dalam berpartisipasi dalam jaringan perdagangan global dan memperkuat posisinya sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, pembangunan infrastruktur juga akan mendukung diplomasi internasional Indonesia, terutama dalam isu-isu perdagangan dan investasi yang melibatkan negara-negara mitra utama.
Pergeseran Fokus: Dari Kalimantan ke Papua dalam Proyek Food Estate
Salah satu proyek besar yang menjadi bagian dari rencana Prabowo adalah relokasi proyek food estate dari Kalimantan ke Papua. Keputusan ini diambil karena kondisi tanah di Kalimantan yang dianggap kurang subur untuk pertanian skala besar. Papua, dengan potensi agraria yang lebih baik, dianggap lebih cocok untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Namun, rencana ini menuai beragam tanggapan.
Banyak yang berpendapat bahwa relokasi ini, meskipun berpotensi meningkatkan produksi pangan nasional, harus dilakukan dengan mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial yang signifikan di Papua. Wilayah ini memiliki banyak masyarakat adat yang sangat bergantung pada tanah untuk mata pencaharian mereka. Konflik agraria dan hak-hak tanah adat menjadi isu yang perlu diantisipasi jika proyek ini dilaksanakan tanpa perencanaan yang matang.
Kritik lainnya terhadap konsep food estate adalah potensi ketimpangan antara petani kecil dan investor besar. Program ini seringkali dianggap lebih menguntungkan investor besar, sementara petani kecil mungkin tidak mendapatkan keuntungan yang sepadan. Oleh karena itu, jika Prabowo serius ingin menjalankan proyek ini di Papua, dia harus memastikan bahwa pelaksanaannya sejalan dengan prinsip-prinsip reforma agraria, melindungi hak-hak masyarakat adat, dan mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan.
Anggaran Negara 2024: Memenuhi Kebutuhan Prioritas Nasional
Salah satu pencapaian penting dalam upaya mempertahankan stabilitas nasional adalah pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 oleh DPR pada 21 September 2023. Dengan defisit sebesar Rp5.228 triliun (2,29% dari PDB), APBN 2024 dirancang untuk mengatasi tantangan global yang sedang dihadapi dan menjaga stabilitas ekonomi domestik.
Fokus utama dari APBN ini adalah melindungi daya beli masyarakat miskin dan rentan, serta menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional pasca-pandemi. Anggaran ini juga mencakup investasi besar dalam pembangunan infrastruktur, pertahanan, dan energi strategis, yang akan mendukung stabilitas keamanan nasional dan memajukan konektivitas antarwilayah di seluruh Indonesia.
Di sektor pendidikan, Prabowo menjanjikan alokasi anggaran sebesar Rp7.226 triliun, yang akan digunakan untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan. Program-program seperti KIP, LPDP, dan PIP akan terus dilanjutkan untuk menciptakan generasi muda yang kompetitif dan siap menghadapi persaingan di pasar global.
Sementara itu, anggaran untuk sektor perlindungan sosial mencapai Rp5.047 triliun, dengan fokus pada program-program yang membantu keluarga miskin keluar dari garis kemiskinan. Program ini mencakup PKH, Kartu Sembako, dan bantuan sosial lainnya yang diharapkan dapat mengurangi ketimpangan sosial di seluruh wilayah Indonesia.
Kritik dan Tantangan Pelaksanaan Program
Meski program-program yang diusung oleh Prabowo tampak menjanjikan, keberhasilan implementasi kebijakan ini akan sangat bergantung pada pelaksanaan yang efektif dan efisien. Dalam hal pembangunan infrastruktur, misalnya tantangan yang sering dihadapi adalah masalah birokrasi dan korupsi yang dapat menghambat realisasi proyek-proyek besar. Oleh karena itu, perlu ada pengawasan ketat dan tata kelola pemerintahan yang baik untuk memastikan anggaran yang dialokasikan benar-benar digunakan sesuai tujuan.
Selain itu, dalam proyek food estate, Prabowo juga perlu memastikan bahwa proyek ini tidak hanya menguntungkan investor besar tetapi juga memberikan manfaat bagi petani kecil dan masyarakat adat di Papua. Keberhasilan proyek ini akan sangat bergantung pada pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan, yang mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang terlibat.
Di sektor pertahanan, modernisasi alutsista dan penguatan pertahanan siber akan membutuhkan investasi besar, dan pelaksanaannya perlu dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan strategis jangka panjang Indonesia. Prabowo telah menekankan pentingnya penguatan pertahanan di tengah ancaman yang semakin kompleks, baik dari dalam maupun luar negeri. Namun, keberhasilan strategi ini akan sangat bergantung pada dukungan anggaran dan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi secara efektif.*
Fajri Muhammad, Mahasiswa S2 Hubungan Internasional Universitas Paramadina.