JAKARTA – Mantan Ketua Tim Dokter Kepresidenan sekaligus adik Gus Dur, Gus Umar Wahid, berbagi pengalamannya saat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Awalnya, ia enggan terjun ke politik dan hanya berkampanye selama sebulan, sementara lawannya sudah dua tahun. Namun, ia berhasil meraih suara dua kali lipat lebih banyak dari lawannya.
“Ini buat saya sudah alhamdulillah, ya cuman katakanlah tertantang aja gitu, ya. Ternyata, anggota DPR dari dapil saya ini adalah pelopor anggota DPR angkatan pertama yang terkena kasus pidana dan masuk penjara sebelum ada orang KPK itu,” katanya dalam Total Politik.
Setelah calon unggul di Dapil 7 tersingkir karena kasus pidana, Gus Umar akhirnya menerima posisi di DPR atas desakan para kiai setempat.
“Saya mau gak mau, sebagai calon nomor dua, mesti jadi anggota DPR. Saya malas, tapi akhirnya saya tidak bisa menolak ketika rombongan kiai dari 3 kabupaten dapil 7 yang saya wakili datang ke rumah. Saya kalah argumentasi, akhirnya saya masuk,” ujarnya.
Meskipun awalnya ragu, Gus Umar berkomitmen untuk menjalankan tugasnya sebaik mungkin. Ia ingin memberikan yang terbaik sesuai dengan kemampuannya dan dipercaya memimpin panitia khusus untuk mengesahkan sejumlah undang-undang penting.
“Saya akan kerjakan yang terbaik sebaik mungkin menurut kemampuan saya. Saya bisa memimpin pansus yang menyelesaikan 5 undang-undang. Yang paling senang, saya sebagai dokter, merasa bersyukur bisa menyelesaikan Undang-Undang Kesehatan yang sudah mangkrak,” sambungnya.*