JAKARTA – Founder Total Politik, Arie Putra, mengungkapkan pandangannya mengenai posisi PDI Perjuangan dalam politik saat ini. Ia menilai meskipun PDI Perjuangan berupaya memberikan pengaruh besar terhadap Prabowo, keputusan akhir tetap berada di tangan Megawati Soekarnoputri.
“PDI Perjuangan juga menjadi penghalang, karena keputusan tetap di Bu Mega, dan ikon Jokowi adalah Luhut Binsar Pandjaitan yang paling sangat Jokowi. Gimana tidak, ada 14 unit kerja presiden yang dia pimpin,” katanya dalam Total Politik.
Arie menekankan bahwa PDI Perjuangan harus mempertimbangkan apakah ingin memberi pengaruh yang besar kepada Prabowo atau justru memilih untuk menjadi penantang.
“Tapi sekarang pilihannya adalah, apakah PDI Perjuangan ingin memberi pengaruh yang besar terhadap Pak Prabowo atau memang mau menjadi penantang. Kalau PDI Perjuangan masuk, otomatis dia posisinya paling gede dari yang lain. Gue yakin internalnya Pak Prabowo ingin PDI menjadi oposisi semua kok, seperti halnya keinginan Pak Hasto, mungkin ya. Internal Pak Prabowo dan keinginan Pak Hasto itu sama,” ujarnya.
Jika PDI Perjuangan bergabung dalam koalisi, posisinya akan sangat dominan dibandingkan partai lain. Arie percaya bahwa Gerindra ingin PDI tetap sebagai oposisi, tetapi jika PDI memilih bergabung, itu akan mengurangi pengaruh partai lain.
“Hubungan Pak Prabowo dengan Bu Mega ini lebih dari hubungan satu orang dengan orang lain. ini adalah hubungan dua partai besar,” jelasnya.
“Nah, ini bisa jadi agenda koalisi 2029 PDI dan Pak Prabowo. Kalau PDI masuk, Prabowo-Puan, Prabowo-Ganjar, atau yang lain. Tapi poin gue adalah, dengan masuknya PDI, itu menjaga eksistensinya dengan di 2029 berkoalisi dengan Gerindra,” sambungnya.
Arie megaskan bahwa keputusan PDI Perjuangan untuk bergabung dalam koalisi dapat membuka peluang bagi eksistensinya di masa depan, terutama menjelang Pemilu 2029.*
