JAKARTA – Hamas terindikasi tidak akan berpartisipasi dalam ronde terbaru perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Banyak pengamat sudah memiliki harapan yang rendah akan diselenggarakannya perundingan gencatan senjata lagi dengan Hamas.
Hamas yang kini dipimpin oleh tokoh garis keras, Yahya Sinwar, akan menawarkan lebih sedikit konsesi kepada Israel daripada sebelumnya.
Bersamaan dengan itu, Iran baru-baru ini juga menolak seruan dari negara-negara Barat untuk tidak melakukan eskalasi konflik dengan membalas pembunuhan Kepala Biro Politik (Politburo) Hamas, Ismail Haniyah, di Teheran.
Pembunuhan terhadap Haniyah yang disusul serangan Israel di Lebanon yang membunuh pemimpin senior sayap bersenjata Hezbollah meningkatkan ketakutan terjadinya serangan Iran beserta sekutu-sekutunya di kawasan terhadap Israel.
Tanda-tanda Hamas tidak akan ikut dalam perundingan gencatan senjata berikutnya berkaitan erat dengan harapan Amerika Serikat (AS) kalau Iran tidak akan menyerang Israel apabila kesepakatan mengakhiri konflik di Jalur Gaza dibuat.
“Itu ekspektasi saya,” kata Presiden AS, Joe Biden, ketika ditanya apakah Iran akan membatalkan serangan balasannya terhadap Israel apabila gencatan senjata disepakati.
Gedung Putih mengingatkan potensi serangan Iran yang signifikan dalam waktu dekat. Kini, AS mengirimkan pesawat-pesawat tempur dan kapal-kapal perang untuk melindungi Israel.
Hamas menarik diri
Dalam pernyataan yang dibuat Hari Minggu (11/8/2024), Hamas meminta kepada juru runding-juru runding AS, Mesir, dan Qatar untuk mengajukan rencana penerapan atas proposal gencatan senjata yang diumumkan oleh Biden.
Kemudian, pada Hari Rabu (14/8/2024), pejabat Hamas mengatakan ingin agar proposal Biden dilaksanakan, alih-alih menambah ronde negosiasi hanya untuk sekadar bernegosiasi lagi.
“Hamas ingin rencana Biden diberlakukan dan tidak ingin bernegosiasi hanya untuk bernegosiasi,” ujarnya.
Ia juga mengatakan Israel harus ditekan untuk menghentikan pembantaian atas rakyat-rakyat Palestina.
“Kita harus memaksa pemerintah pendudukan (Israel) untuk menghentikan kebijakannya, yang berupa menunda perundingan, dan memaksanya untuk berhenti membantai rakyat kita,” katanya.
Terkini, Hamas dan Israel belum sepakat mengenai duraasi gencatan senjatanya. Mereka juga belum sepakat mengenai tahanan-tahanan Palestina mana saja yang akan dibebaskan untuk ditukar dengan tawanan-tawanan Israel di Jalur Gaza.* (Bayu Muhammad)
Baca juga: Israel Bersiap Hadapi Serangan Iran