1 year ago
1 min read

Cara Sukarno Bangkitkan Nasionalisme Indonesia

Presiden Ir Sukarno. (Foto: Web)

JAKARTA – Rasa nasionalisme tidak ditemukan oleh Sukarno dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada masa lampau ketika dijajah. Melainkan ia harus menghidupkannya terlebih dahulu sebelum itu menjadi paham yang mendorong rakyat menuju kemerdekaan.

Dalam pidatonya dihadapan pengadilan pemerintah kolonial Hindia Belanda yang berjudul Indonesia Menggugat, Sukarno menjelaskan bagaimana caranya menghidupkan nasionalisme itu di tengah-tengah rakyat.

Langkah tersebut diawali dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat soal sejarah bangsanya pada masa lampau. Sukarno ingin menunjukan kepada rakyat bahwa mereka punya masa lalu yang indah.

Sukarno mengingatkan kembali para pendengarnya terhadap kerajaan-kerajaan yang pernah berjaya di kepulauan Nusantara pada masa lalu.

“Siapakah orang Indonesia yang tidak hidup semangat nasionalnya, kalau mendengarkan Riwayat tentang kebesaran kerajaan Melayu dan Sriwijaya, tentang kebesaran Mataram yang pertama, kebesaran zaman Sindok dan Erlangga dan Kediri dan Singasari dan Majapahit dan Pajajaran, kebesaran pula dari Bintara, Banten dan Mataram kedua di bawah Sultan Agung,” katanya.

Bagi Sukarno, Indonesia merupakan bangsa yang besar dahulu kala. Yang benderanya dikenal dan dihormati sampai di tanah-tanah jauh, seperti Madagaskar, Persia, dan Tiongkok.

“Siapakah yang tidak seolah-olah mendapat nyawa baru dan tenaga baru, kalau ia membaca Riwayat zaman dulu itu! Begitulah pula rakyat, dengan mengetahui kebesaran hari dulu itu, lantas hiduplah rasa nasionalnya,” sambungnya.

Kemudian, Sukarno hendak menyadarkan kepada rakyat Indonesia mengenai kondisi malang yang sedang menimpa mereka pada zaman ia hidup, yaitu di bawah penjajahan Belanda.

Bertolak belakang dengan bangsa Indonesia pada zaman-zaman kerajaan sebelumnya, Indonesia zaman Sukarno hidup sedang ‘sakit-sakitan’.

“Tetapi bagaimana pergaulan hidup kami hari sekarang ini? Bukan sehat, bukan penuh dengan kemungkinan-kemungkinan berkembang, tetapi sakit-sakitan, ‘kosong’,” ujarnya.

Keyakinan Sukarno

Menurut Sukarno, menyadarkan rakyat akan kondisi hidupnya yang naas pada saat itu juga bisa membangkitkan rasa nasionalisme di antara mereka.

“Tetapi perlu sekalilah kami terangkan di sini, bahwa keinsyafan (kesadaran) akan jeleknya nasib hari sekarang inilah yang paling menghidupkan rasa nasional rakyat,” lanjutnya.

Selanjutnya, Sukarno ingin menunjukkan kepada rakyat Indonesia kalau ada masa depan yang bersinar-sinar dan indah.

“Tentang bagian ketiga, yakni bagian menunjukkan keindahan sinar hari kemudian beserta cara-cara mencapainya,” ucapnya.

Pria yang kerap disapa Bung Karno itu meyakini bahwa rakyat Indonesia punya tenaga untuk mengupayakan kemerdekaannya.

“Dan akan bisanya rakyat Indonesia mencapainya, buat kami kaum PNI (Partai Nasional Indonesia) bukanlah teka-teki lagi: rakyat Indonesia yang dahulu begitu bersinar-sinar dan tinggi kebesarannya, meskipun sekarang sudah hampir sebagai bangkai, rakyat Indonesia itu pasti cukup kekuatan dan cukup kebisaan mendirikan gedung kebesaran pula dikelak kemudian hari,” katanya.* (Bayu Muhammad)

Baca juga: Sukarno Bawa Indonesia Seberangi Jembatan Emas Kemerdekaan

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Menakar Prospek Hubungan Diplomatik Indonesia dan Turki

JAKARTA – Pada tanggal 11-12 Februari 2025, Presiden Turki Reccep

Revitalisasi Layanan Publik Parpol

JAKARTA – Hasil survei nasional Indikator bertajuk ‘Evaluasi Publik Terhadap
toto slot situs togel situs togel
toto slot
slot88
situs totositus totositus totojakartaslot88