JAKARTA – Mantan petinggi Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Harrison Mann, mengatakan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, akan berperang dengan Hezbollah di Lebanon untuk menyelamatkan karier politiknya.
Mann sendiri keluar dari militer bulan lalu karena dukungan AS terhadap perang Israel di Jalur Gaza.
“Kita tahu secara spesifik bahwa Perdana Menteri Israel harus terus menjadi pemimpin masa perang jika dia ingin memperpanjang karier politiknya dan tidak terlibat dalam pengadilan, sehingga motivasinya ada,” katanya.
Adapun Netanyahu terancam masuk pengadilan karena terjerat kasus-kasus korupsi. Pada 2019, ia didakwa karena menerima suap dan melakukan penipuan.
Selain itu, pimpinan-pimpinan militer Israel juga meyakini kalau mereka harus berperang melawan Hezbollah cepat atau lambat.
Akan tetapi, Mann menilai Israel salah perhitungan jika nantinya memutuskan perang dengan Hezbollah.
“Saya tidak tahu seberapa realistis penilaian mereka terhadap kehancuran yang akan ditimbulkan oleh Israel, dan saya yakin mereka tidak memiliki gambaran realistis tentang seberapa sukses mereka melawan Hezbollah,” sambungnya.
Menakar kemampuan Hezbollah
Menurut Mann, Israel tidak bisa menyerang persenjataan-persenjataan Hezbollah yang disimpan di bawah pegunungan Lebanon.
Oleh karena itu, mereka akan menyerang dan membom area-area pemukiman orang-orang Syiah di Lebanon untuk menurunkan semangat Hezbollah. Adapun taktik ini dinamakan sebagai doktrin Dahiya yang dipakai oleh Israel di Beirut dalam Perang Lebanon 2006.
“Ini tidak seperti doktrin tertulis yang sebenarnya, tapi saya pikir kita bisa dengan nyaman menilai bahwa mengebom pusat-pusat sipil sebagai cara untuk memaksa musuh jelas merupakan keyakinan yang diterima dan dianut bersama oleh IDF (militer Israel) dan kepemimpinan Israel. Kami baru saja melihat mereka melakukannya di Gaza selama sembilan bulan terakhir,” jelas Mann.
Sementara itu, Mann mengungkapkan Hezbollah punya kemampuan untuk melakukan serangan roket massal terhadap Israel. Serangan tersebut sekurang-kurangnya bisa membuat pertahanan udara Israel kewalahan.
Mann juga mengatakan serangan roket Hezbollah kali ini akan menyebabkan kerusakan di Israel dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Mereka mungkin memiliki kemampuan untuk setidaknya melumpuhkan sebagian pertahanan udara Israel, menyerang infrastruktur sipil di seluruh negeri, dan menimbulkan kehancuran pada Israel yang saya tidak yakin pernah dialami Israel dalam sejarahnya—tentu saja tidak dalam sejarahnya baru-baru ini,” lanjutnya.* (Bayu Muhammad)