8 months ago
2 mins read

Cerita Luhut Bantu Prabowo Pulang ke Tanah Air

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B Pandjaitan. (Foto: Akun FB LBP)

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B Pandjaitan, membagikan kisah yang menarik tentang pengalamannya menerbitkan paspor untuk Prabowo Subianto ketika menjadi Duta Besar Indonesia untuk Singapura.

Hal itu disampaikan dalam acara bertajuk ‘Ngobrol yang Paten-paten Aja Bareng Menko Marves’ yang diselenggarakan oleh IDN Times dan Total Politik, Selasa (4/6/2024).

Co-Founder Total Politi, Budi Adiputro, bertanya tentang satu peristiwa dalam buku yang berbicara mengenai Luhut. Jenderal Jhony Lumintang mengaku Luhut menerbitkan paspor untuk Prabowo saat menjadi Duta Besar Indonesia di Singapura.

“Menurut Jhony, Luhutlah yang sebagai duta besar Republik Indonesia di Singapura yang mengeluarkan paspor WNI (Warga Negara Indonesia) untuk Prabowo, sehingga dia bisa pulang ke Indonesia pada tahun 2001 dan kelak bisa bikin partai politik bahkan bisa ikut dalam pemilihan presiden 2024,” tanya Budi.

Luhut mengaku sudah lama tidak bertemu dengan Prabowo setelah ia pergi ke Yordania. Sampai suatu saat, Prabowo datang menemuinya di Singapura.

“Ya, satu siang sekretaris saya namanya Emily, orang Singapura. Dia bilang eh, Ambassador, kamu ada tamu orang penting dari Jakarta, gitu. Jenderal. Saya bilang, siapa? Kan saya nggak ada janjian gitu?” kata Luhut.

“Dia bilang ada, ini dia di mana. Di bawah sekarang. Saya turun ke bawah. Saya lihat Pak Prabowo di situ. Saya bilang, eh apa kabar Wo? dari mana? Terus dia bilang, aku baru mendarat, Bang,” sambungnya.

Ayah Prabowo sakit

Luhut mengajak Prabowo untuk makan. Mereka berbincang saling bertukar cerita di suatu restoran Jepang yang ada di Singapura.

“Ya sudah, saya ajak makan aja deh. Kami pergi makan di restoran Jepang itu, di Singapura itu. Kita ngobrollah. Ngobrol, ya beliau cerita,” ingatnya.

Kemudian, Prabowo menyinggung soal kondisi kesehatan ayahnya, begawan ekonomi Indonesia yang pernah menjabat berbagai posisi penting saat Orde Lama dan Orde Baru, Soemitro Djojohadikoesoemo.

Masalahnya, paspor yang dipegang oleh Prabowo sudah mau habis masa berlakunya. Sehingga, ia kesulitan untuk kembali pulang ke tanah air.

Prabowo mengaku kepada Luhut ia sulit bertemu dengan Duta Besar Indonesia di Yordania untuk mengurus paspornya.

“Ini paspor saya sudah mau habis, mau expired. Udah gitu saya coba di Jordan untuk ketemu duta besar, nggak pernah ketemu,” ujarnya.

Luhut kemudian memanggil petugas atase imigrasinya di Kedutaan Indonesia di Singapura. Atasenya memberikan banyak alasan yang menurut Luhut tidak jelas.

“Saya panggil saya punya atase imigrasi, saya tanya, ini gimana? Terus dia bilang, ini Pak Prabowo mungkin ada ini ya. Dia jawabnya nggak jelas gitu,” cerita Luhut.

Ia kemudian bertanya kepada atasenya, eh saya ini apa? Sang atase menjawab, duta besar. Luhut kembali bertanya, “Duta besar apa?” Atasenya membalas, berkuasa penuh.”

Luhut mendapati dirinya seorang Duta Besar Indonesia yang mewakili pemerintah untuk Singapura.

Oleh karena itu, dia langsung memerintahkan atasenya untuk membuatkan paspor Prabowo, supaya itu bisa diperpanjang.

“Saya bilang keluarin itu paspor, perpanjang gitu,” perintah Luhut.

Setelah itu, Luhut melapor kepada Presiden Gus Dur dan Wakil Presiden (Wapres), Megawati Soekarnoputri.

“Dan juga saya lapor juga kepada Presiden Gus Dur dan juga kepada Wakil Presiden Megawati. Ya, itu ceritanya,” lanjutnya.

Arti penting persahabatan

Luhut mengartikan pertemuannya dengan Prabowo saat itu sebagai bentuk dari persahabatan di antara keduanya.

Ia mengingat bagaimana Prabowo menghadapi situasi sulit waktu itu. Prabowo dipojokkan oleh banyak pihak secara ramai-ramai.

“Saya pikir orang kan kalau waktu itu siapa, karena sudah (dipojokin) semua. Ya, banyak cerita. Saya nggak cerita di belakang itulah,” katanya.

Luhut mengatakan kepada Prabowo kalau itu adalah kehidupan. Semua akan baik-baik saja ketika seseorang sedang berkuasa. Dan setelahnya keadaan akan berubah.

“Artinya saya bilang sama Pak Prabowo juga, ‘that’s life Wo, saya bilang. Kadang-kadang orang kalau kita lagi kuasa, semua orang datang akan baik-baik aja. Tapi begitu kita enggak berkuasa, kita ada sedikit masalah, orang semua nimpukin kita ramai-ramai gitu,” sambungnya.

Akan tetapi, bagi Luhut, persahabatan adalah persahabatan. Dan ia sudah membantu temannya, yaitu Prabowo, untuk kembali pulang ke tanah air.

“Jadi buat saya, teman is teman. Jadi orang mau bilang apa aja ya, He’s my good friend. So what, gitu,” tandasnya.* (Bayu Muhammad)

Baca juga:

Jalan Panjang Sang Jenderal

Respons Gerindra soal Wacana Pertemuan Anies-Prabowo

Prabowo Siap Kerja untuk Seluruh Rakyat Indonesia

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

MUI Apresiasi Kecepatan Prabowo dalam Realisasi Program MBG

JAKARTA – Ketua MUI Bidang Fatwa Prof Asrorun Niam Sholeh

PAN: Kenaikan PPN Harus Didukung

JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan bahwa kenaikan PPN