1 year ago
5 mins read

Starlink, Manfaat atau Mudarat?

Alfons Tanujaya. (Foto: Istimewa)

Manfaat Starlink

Siapa yang akan mendapatkan keuntungan terbesar dari diperbolehkannya Starlink beroperasi di Indonesia? Jika manfaat internet hanya dilihat dari siapa yang menerima iuran langganan internet saja, sudah tentu jawabannya penyedia layanan internet, dalam hal ini Starlink yang mendapatkan keuntungan terbesar.

Starlink yang akan mendapatkan keuntungan finansial terbesar dari bisnis internet karena memang mereka yang memiliki infrastrukturnya. Meluncurkan ribuan LEO membutuhkan terobosan teknologi besar disamping risiko dan dana yang harus diinvestasikan.

Disamping itu, setiap satelit memiliki umur pakai dan jika tidak dimonetisasi dengan efektif akan sangat berpotensi mengakibatkan kerugian dari investasi yang telah dilakukan.

Ibaratnya ada perusahaan yang menggelar FO itu yang berhak mendapatkan keuntungan bisnis dari setiap penggunaan FO tersebut karena mereka yang investasi menggelar kabel FO.

Namun, manfaat koneksi internet itu jauh lebih besar daripada biaya membayar koneksi internet yang dibayarkan. Sebagai gambaran, kontribusi ekonomi digital terhadap GDP Indonesia pada 2018 adalah Rp 814 triliun atau menambah 5,5% dari GDP dan menambahkan 4,5% kesempatan kerja baru atau sekitar 5,7 juta kesempatan kerja. (https://indef.or.id/wp-content/uploads/2019/08/Report-Preview_-The-Impact-of-Digital-Economy-Study-Google-INDEF-LDP-fin.pdf).

Cakupan internet pada tahun 2018 jelas di bawah hari ini dan jelas akan lebih luas lagi dan optimal dengan beroperasinya LEO dengan biaya yang sangat minim dibandingkan harus membangun jaringan fiber dan tower di seluruh wilayah Indonesia.

Starlink memang menikmati keuntungan langsung menyediakan layanan internet untuk masyarakat Indonesia. Tetapi keuntungan yang didapatkan masyarakat Indonesia dan pemerintah atas terkoneksinya daerah yang selama ini sulit mendapatkan koneksi internet jauh lebih besar dan berlipat dibandingkan keuntungan yang didapatkan oleh Starlink.

Kalau mau protes silakan gelar LEO sendiri, dan kalau ada yang lebih murah silakan berpindah. Sama kira-kira seperti kabel FO di mana jika penyedianya lebih dari satu maka yang akan dipilih adalah yang akan memberikan layanan dan harga terbaik.

Namun faktanya memang Starlink sampai saat ini dapat dikatakan sebagai penguasa angkasa khususnya satelit LEO. Bahkan jika dipisahkan dari Amerika Serikat, negara tempat bernaungnya, pada bulan September 2021 SpaceX (pemilik Starlink) memiliki satelit lebih banyak dari Amerika Serikat sebanyak 1.655 satelit di mana Amerika Serikat memiliki total 2.804 satelit (termasuk satelit SpaceX di dalamnya).

Jauh dibandingkan negara lain seperti China yang ‘hanya’ memiliki 467 satelit. Sebagai informasi Indonesia tercatat memiliki 8 satelit namun masih kalah dibandingkan negara tetangga dan itu bukan Thailand, Vietnam atau Malaysia. Melainkan Singapura dengan 11 satelit.

Keunggulan internet berbasis LEO dibandingkan internet berbasis kabel adalah cakupannya yang sangat luas dan kecepatan internet berbasis kabel tidak bisa merata secara geografis tergantung penyebaran kabel.

Kecepatan internet berbasis LEO memiliki keunggulan merata. Ibarat internet yang tidak pilih kasih apakah anda pemain baru atau pemain lama, semua akan diperlakukan sama. Mau di kota besar, di desa atau di hutan sekalipun Anda akan selalu mendapatkan kecepatan yang sama besarnya. Hal ini memberikan pemerataan akses informasi dan layanan digital bagi seluruh pengaksesnya.

Persaingan vs proteksionisme

Adanya Starlink ini secara tidak langsung meningkatkan aura persaingan dalam bisnis internet. Dan berbeda dengan proteksionisme yang menimbulkan monopoli dan inefisiensi, persaingan usaha pada akhirnya akan mengakibatkan efisiensi dan menguntungkan konsumen.

Semua penyedia layanan internet yang selama ini berada di atas angin karena hanya mereka yang memiliki jaringan kabel untuk memberikan layanan internet kini jadi kehilangan keunggulan tersebut dan harus berbenah diri atau punah.

Negara lain selain Indonesia juga tidak memiliki LEO dan mereka memanfaatkan LEO ini. Justru Indonesia bisa memainkan posisinya yang unik antara dua kutub persaingan antara China dan Amerika Serikat.

Jadi tidak terlalu memihak, tetapi harus tahu diri juga. Jangan sudah tidak memiliki teknologi lalu sok-sokaningin berdiri sendiri. Ibaratnya seperti pelanduk yang mati di tengah dua gajah yang bertarung karena tidak pintar menempatkan diri.

Internet memberikan kemungkinan bagi negara berkembang untuk langsung memasuki era internet tanpa harus melalui revolusi industri. Dan dalam kasus tertentu akan mampu melewati negara yang mapan dalam industri manufaktur tetapi karena sulit/tidak mau beradaptasi dengan digitalisasi, mengakibatkan mereka jadi tertinggal dalam dunia IT dan Telco.

PENTING:

Secara teknis, koneksi wired secara teknis memiliki keunggulan dari wireless baik dari sisi stabilitas, latensi maupun kecepatan. Tulisan ini tidak bermaksud memberikan kesimpulan bahwa internet LEO (Starlink) adalah pilihan terbaik. Anda harus melakukan riset dan konsultasi mendalam sebelum memutuskan membeli suatu produk atau layanan.

Alfons Tanujaya, Pengamat Keamanan Siber Vaksincom.

Baca juga:

APK Pencuri SMS 2.0 Berulah Menjadi Targeted SMS Phishing

Mewaspadai Aksi Penipuan Phishing Instagram

Eksploitasi OTP SMS dan Antisipasinya

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Raih Gelar Doktor, Anthony Leong Rekomendasikan Model Baru Strategi Komunikasi Krisis

BANDUNG – Pakar Komunikasi Digital, Anthony Leong, berhasil menyelesaikan Sidang

Kebocoran Data Pemegang Kartu Kredit Salah Satu Bank BUMN

JAKARTA – Bulan Desember tahun 2024 ditutup dengan pengumuman Ransomware
toto slot situs togel situs togel
toto slot
slot88
situs totositus totositus totojakartaslot88