JAKARTA – Bantuan kemanusiaan ke Gaza mulai berdatangan dari dermaga buatan Amerika Serikat (AS) yang dibangun di pesisir wilayah itu.
Juru Bicara (Jubir) Gedung Putih bidang Keamanan Nasional, John Kirby, telah membenarkan kalau muatan-muatan bantuan telah diturunkan ke Gaza dan kini berada di bawah kewenangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ia menyampaikan pemerintah AS berharap bantuan-bantuannya bisa mencapai orang-orang yang membutuhkannya di sana.
“Mudah-mudahan saat kita selesai di sini, sebagian dari makanan tersebut sudah ada di mulut beberapa orang yang kelaparan,” katanya.
Kepala US Agency for International Development (USAid), Samantha Power, menjelaskan AS akan menggunakan jalur laut itu untuk mengirim bantuan-bantuan yang bisa menyelamatkan nyawa banyak orang.
Menurutnya, dermaga itu akan digunakan untuk mengirim berton-ton bantuan yang menyelamatkan nyawa. Termasuk makanan kaya nutrisi untuk mendukung ribuan anak-anak dan orang dewasa yang paling rentan di Gaza. Juga perlengkapan penting seperti terpal plastik untuk tempat berteduh, jerigen untuk menampung air bersih, dan peralatan kebersihan.
Kendati demikian, Power menambahkan kalau pengoperasian dermaga tersebut saja tidak cukup untuk membantu warga Gaza mendapatkan bantuan-bantuan yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya.
Power menegaskan peran jalur-jalur darat yang selama ini digunakan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza tidak bisa digantikan.
“Dermaga yang dibuka hari ini tidak menggantikan atau menggantikan penyeberangan darat ke Gaza, yang semuanya harus beroperasi dengan kapasitas dan efisiensi maksimum,” katanya.
Ia khawatir setiap kalinya jalur-jalur tersebut tidak dibuka karena adanya komplikasi yang disebabkan agresi militer Israel akan membahayakan nyawa orang-orang di Gaza.
“Setiap saat ketika sebuah penyeberangan tidak dibuka, truk-truk tidak bergerak, atau ketika bantuan tidak dapat disalurkan dengan aman, hal ini meningkatkan korban jiwa yang sangat besar akibat konflik ini,” lanjutnya.
Power mengungkapkan hanya 100 truk bermuatan bantuan yang masuk ke Gaza per harinya sampai dengan saat ini. Angka tersebut jauh berada di bawah 600 truk yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah kelaparan di sana.
“Dalam dua minggu terakhir, makanan dan bahan bakar yang masuk ke Gaza telah melambat ke tingkat yang sangat rendah – hanya 100 truk bantuan yang masuk ke Gaza dalam sehari, jauh lebih sedikit dari 600 truk yang dibutuhkan setiap hari untuk mengatasi ancaman kelaparan,” jelasnya.
Dermaga alternatif
Kehadiran dermaga buatan AS menjadi alternatif terhadap jalur-jalur darat untuk mengirimkan bantuan-bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Terlebih, serbuan Israel telah menutup penyeberangan di Rafah ke Mesir. Gerbang di Gaza Utara, Erez, yang berbatasan dengan Israel juga tidak bisa diandalkan. Truk-truk yang mengirim bantuan ke Gaza diserang oleh ekstremis Israel dan muatan-muatannya dirusak.
Power mengatakan AS sedang menekan Israel untuk menjamin tidak adanya pengeboman lagi terhadap konvoi truk-truk bantuan, seperti terhadap konvoi World Central Kitchen pada 1 April lalu.
Kirby menyampaikan pihaknya tidak merasa khawatir dengan itu. Israel membantu penanganan muatan-muatan bantuan di dermaga yang telah mereka bangun. Dan mereka juga berpartisipasi mengirimkannya ke Gaza.
“Mereka sebenarnya berpartisipasi dalam membantu mengumpulkan material tersebut ke darat, dan kemudian membawanya ke Gaza. Jadi itu tidak menjadi masalah,” ucapnya.* (Bayu Muhammad)