5 months ago
2 mins read

Layanan Kesehatan Gaza Kewalahan

Staf medis di Gaza seringkali bekerja dari fasilitas kesehatan darurat di mana pasien harus mengantre berjam-jam untuk mendapatkan bantuan. (Foto: MSF)

JAKARTA – Doctors Without Borders (MSF) melaporkan kondisi pelayanan kesehatan di Jalur Gaza yang semakin memprihatinkan di tengah-tengah perang Israel-Hamas di sana.

Kini, banyak korban sipil berjatuhan dari pasien-pasien yang sebenarnya bisa disembuhkan apabila mendapatkan pelayanan yang layak.

“Berapa banyak anak yang meninggal karena pneumonia di rumah sakit yang kewalahan?” ujar Kepala Program Darurat MSF, Mari-Carmen Vinoles.

Tidak hanya anak-anak kecil, bayi yang masih berusia muda pun jadi korban dari memburuknya sistem kesehatan di sana. “Berapa banyak bayi meninggal karena penyakit yang sebenarnya bisa dicegah?” sambungnya.

Vinoles juga mengungkap korban-korban memburuknya pelayanan kesehatan yang berasal dari kalangan penderita penyakit diabetes. Padahal, penyakit itu seharusnya bisa ditangani apabila rumah-rumah sakit dengan fasilitas unit dialisis ginjal tidak diserang Israel.

Rafah memburuk

MSF juga menyoroti kondisi pelayanan kesehatan yang memburuk di Rafah. Sebuah kota di perbatasan Palestina dengan Mesir yang sedang dibayang-bayangi serbuan darat Israel.

Kini, sedang terjadi kekurangan air bersih baik untuk mandi maupun minum. Tidak hanya kekurangan air, Rafah juga mengalami masalah sanitasi. Berbagai sampah dan limbah yang tidak diolah menumpuk di jalan-jalan.

Kondisi hidup warga yang berada di bawah standar itu menyebabkan mereka mengidap berbagai penyakit. Di pusat pelayanan kesehatan primer MSF di wilayah al-Shaboura dan al-Mawasi, pihaknya mendapati 40 persen dari pasiennya yang konsultasi menderita infeksi saluran pernapasan atas. MSF juga menemukan peningkatan kasus dugaan hepatitis A.

Dalam tiga bulan terakhir tahun 2023, MSF juga menemukan bertambahnya kasus diare di kalangan anak balita sebesar 25 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Kasus-kasus penyakit hipertensi, asma, epilepsi, dan kanker yang dihadapi MSF juga terus meningkat dengan semakin berkurangnya fasilitas-fasilitas kesehatan di Gaza.

Tidak hanya kewalahan mengobati orang-orang yang masih hidup dan sekarat, MSF juga kesulitan untuk menangani kasus persalinan. Kini, mereka melakukan 100 persalinan setiap hari. Hal itu lima kali lebih banyak dibandingkan sebelum perang pecah.

Kesehatan mental juga menjadi permasalahan yang mengkhawatirkan di Gaza. Dan itu tidak hanya ditemukan di kalangan warga Gaza yang menjadi pasien, tapi di kalangan staf medis MSF itu sendiri.

Para pasien memiliki gejala yang berhubungan dengan kecemasan, stress, kondisi psikosomatik, dan depresi.

Beberapa dari keluarga yang anggotanya terdampak bahkan terpaksa memberikan obat penenang berlebihan untuk menjaga agar mereka tetap aman dan tidak melukai diri sendiri. Hal itu dikarenakan para keluarga tidak bisa merawat anggota-anggotanya di fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan khusus yang semakin berkurang di Gaza.

MSF akan terus mendukung sistem pelayanan kesehatan di Gaza walaupun terus digempur oleh Israel. “Sebagai organisasi medis darurat internasional, kami memiliki keahlian dan sarana untuk berbuat lebih banyak dan meningkatkan respons kami,” ujar Koordinator Darurat MSF, Sylvain Groulx.

Hanya saja, MSF kesulitan untuk mendapatkan pasokan medis dan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan karena pembatasan oleh otoritas Israel.

“Staf medis Palestina sangat terampil dan hanya perlu diberikan sarana untuk bekerja dalam kondisi yang dapat diterima dan bermartabat untuk merawat dan menyelamatkan nyawa. Namun saat ini semua hal tersebut masih mustahil dilakukan,” sambungnya.

Groulx mengatakan tanpa gencatan senjata, kehidupan warga Gaza akan terus terancam karena kurangnya bantuan kemanusiaan yang diperlukan untuk bertahan hidup.* (Bayu Muhammad)

Baca juga: Kolombia Segera Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Kegagalan Bantuan Kemanusiaan di Tengah Krisis Medis

DARFUR – Hari ini menandai 500 hari krisis kemanusiaan terburuk

Israel dan Hezbollah Saling Serang

JAKARTA – Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan urusan