JAKARTA – Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mengungkapkan, baru-baru ini terjadi kehebohan mengenai susu di Boyolali, Jawa Tengah. Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi hal ini.
Kemenkop, kata Budi Arie, akan meninjau beberapa permasalahan dan regulasi yang ada. Pihaknya juga akan memastikan produksi peternak koperasi susu dapat diserap oleh Industri Pengolahan Susu (IPS) atau pabrik secara maksimal.
“Dalam hal ini Kemenkop akan berkoordinasi dengan kooperasi susu dan IPS di seluruh Indonesia untuk menjamin pencerapan produksi susu kooperasi,” kata Budi Arie dalam rilis, Rabu (13/11/2024).
Selanjutnya, Kemenkop akan berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk meninjau regulasi impor susu. Pemerintah juga akan mengadakan program makan bergisi gratis mengandalkan produksi susu dalam negeri.
Budi menambahkan, Kemenkop sudah memerintahkan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) untuk memberikan pembiayaan kooperasi susu untuk tujuan meningkatkan volume dan kualitas produksi.
Pihaknya juga mendorong kooperasi susu agar memasuki hilirisasi dan memperkuat kooperasi susu melalui peningkatan standar mutu produksi sesuai dengan kebutuhan pabrik melalui kemitraan antara pabrik dengan kooperasi atau peternak. Kemitraan ini dilakukan terkait dengan teknologi pengolahan hingga teknologi penyimpanan.
Di kesempatan yang sama Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono akan berangkat ke Boyolali untuk mengadakan pertemuan dengan kooperasi-kooperasi peternak sapi perah.
“Insya Allah akan kita carikan formulasi yang cepat. Kementerian Kooperasi merasa berkepentingan untuk mendorong gabungan kooperasi susu Indonesia itu punya publik pengolahan susu,” ujar Ferry.
Ferry menambahkan, dari keseluruhan 70% produksi susu nasional itu sebenarnya hanya mencukupi 20% dari kebutuhan susu nasional. Sebanyak 70% yang diproduksi itu dari kooperasi-kooperasi peternak sapi perah.
“Kita akan dorong industri pengolahan susu yang berbadan hukum, berbadan usaha kooperasi,” ujarnya.*