10 months ago
1 min read

Prabowo, Program Ekonomi Papi dan Sistem Ekonomi Pancasila

Wakil Ketua MUI, KH Anwar Abbas. (Foto: Muhammadiyah.or.id)

JAKARTA – Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo, mengungkapkan bahwa kakaknya memiliki ambisi untuk menjalankan program ekonomi dari orang tuanya, Sumitro Djoyohadikusumo Begawan ekonomi indonesia pada masanya yang berhaluan sosialis. Apakah ini bertentangan dengan sistim ekonomi konstitusi?

Menurut Bung Hatta sistim ekonomi kita memang bukan sistim ekonomi liberalisme kapitalisme dan juga bukan sosialisme marxisme. Sistim ekonomi kita menurutnya, sistim ekonomi sosialisme versi indonesia. Seperti apakah sistim ekonomi sosialisme versi indonesia itu?

Sri Edy Swasono menyebutnya dengan istilah sosialisme religious. Sementara mubyarto menyebutnya dengan sistim ekonomi Pancasila, yaitu sebuah sistim ekonomi yang sesuai dengan nilai-nilai dari Ketuhanan Yang Maha Esa dan dengan 4 sila berikutnya.

Di sinilah mungkin perlu ada dialog di antara kita agar sistim ekonomi berhaluan sosialis yang disampaikan Sumitro Djoyohadikusumo tidak berbenturan dengan ketentuan yang ada dalam konstitusi apalagi dalam pasal 29 ayat 1 dari UUD 1945 di mana dalam pasal tersebut dikatakan bahwa Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa yang menuntut setiap kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi tidak boleh ada yang bertentangan dengan nilai-nilai dari ajaran agama.

Jadi dengan demikian wajah ekonomi kita jelas tidak sama dengan wajah dari sistem ekonomi sosialis yang ada di Barat yang sekuler.

Sistem ekonomi sosialisme kita adalah sistem ekonomi sosialisme yang religious di mana bila kita bicara tentang konsep baik dan buruk serta benar dan salah dalam kehidupan ekonomi tidak hanya didasarkan kepada pertimbangan-pertimbangan rasio semata, tetapi rasio kita tersebut haruslah dicerahkan dan disinari dengan nilai-nilai dari ajaran agama dan dengan 4 sila lainnya, karena yang kita cari dalam kehidupan ekonomi ini tidak hanya menyangkut kesejahteraan lahir dari rakyat saja tapi juga kesejahteraan bathin mereka.

Tidak hanya harta saja tapi juga berkah-Nya. Tidak hanya mencari kesuksesan dan keselamatan di dunia ini saja tapi juga untuk kesuksesan dan keselamatan di akhirat kelak. Jika prabowo bisa mensubstansiasi konsep ekonomi papinya seperti itu maka tentu tidak ada masalah karena memang begitulah ekonomi negara harus dikelola.

Jadi bukan seperti yang kita lihat hari ini yang sangat kental warna liberalisme kapitalismenya sehingga akibatnya jumlah orang miskin masih sangat banyak dan kesenjangan sosial ekonomi di negeri ini tampak tumbuh dan berkembang semakin tajam.

Oleh karena itu jika kita tidak ingin negeri ini bermasalah kedepan karena adanya pertentangan antara kelompok miskin dan kaya antara penduduk asli dan penduduk non asli maka cara yang ditempuh Sumitro lewat gerakan bentengnya masih sangat relevan untuk dihidupkan kembali yaitu dengan adanya affirmatif action dari pihak pemerintah.

Hal ini untuk membela dan mengangkat kehidupan sosial ekonomi dari masyarakat lapis bawah ke lapis tengah dan atas. Sehingga diharapkan potret bangunan ekonomi nasional kita tidak lagi seperti piramid tapi sudah berubah menjadi seperti belah ketupat di mana pada gilirannya nanti bentuk tersebut juga akan berubah seperti bola, di mana kelompok usaha mikro dan ultra mikro sudah tidak ada.

Dan yang ada hanya kelompok usaha besar, menengah dan kecil di mana perilaku berekonomi mereka diharapkan akan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila dan UUD 1945, bukan sebaliknya.*

Anwar AbbasKetua PP Muhammadiyah.

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Menakar Ide Koalisi Permanen

JAKARTA – Pada pertemuan dengan Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM

Menakar Prospek Hubungan Diplomatik Indonesia dan Turki

JAKARTA – Pada tanggal 11-12 Februari 2025, Presiden Turki Reccep
toto slot situs togel situs togel
toto slot
slot88
situs totositus totositus totojakartaslot88