1 month ago
1 min read

Bahaya Menyampaikan Komentar secara Prematur

Kepala Kantor Kepresidenan. Hasan Nasbi. (Foto: Total Politik)

JAKARTA – Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyoroti kebiasaan masyarakat Indonesia untuk berkomentar mengenai isu-isu yang berkembang secara terburu-buru.

Kebiasaan itu menciptakan kondisi kebingungan ketika apa yang disampaikan secara terburu-buru ternyata tidak terwujud di kemudian hari.

“Memang ada kebiasaan-kebiasaan kita mengumumkan banyak hal atau menanggapi banyak hal itu pada kondisi premature. Nah, ketika kondisi mature-nya dianggap nggak konsisten,” ujarnya di Total Politik.

“Kondisinya setelah kejadian, wah salah ini analisanya, oh nggak benar omongannya nih, nggak sama nih ininya, katanya mau ini kok ternyata begini. Jadi ada hal-hal yang menurut saya, kondisi-kondisi premature sudah disikapi,” lanjutnya.

Menurut Hasan, komunikasi seharusnya dilakukan untuk menenangkan keadaan. Ketika peristiwa atau fenomena yang ingin dikomentari sudah terjadi, baru pihak-pihak yang berkepentingan bisa membuat keputusan, pernyataan, dan penilaiannya sendiri.

Hal itu perlu dilakukan agar tidak membuat masyarakat bingung. Dan mencegah masyarakat gaduh karena informasi-informasi yang belum tentu akurat.

“Padahal kan harusnya kita buat tenang dulu dong. Ketika kondisinya sudah mature baru kita bikin decision, statement,penilaian, judgement, dan segala macam. Walaupun misalnya tidak semua seperti itu, tapi dalam banyak hal lebih sering seperti itu,” katanya.*

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Garis Tangan Pencalonan Faldo Maldini

JAKARTA – Calon Wali Kota (Walkot) Tangerang, Faldo Maldini, merasa

‘Kotak Kosong juga Pilihan dalam Demokrasi’

JAKARTA – Ketua DPD Partai Golkar Jakarta, Ahmed Zaki Iskandar,