2 months ago
1 min read

Tiga Sumber Inspirasi Demokrasi Sosial di Indonesia

Wakil Presiden RI pertama, Mohammad Hatta. (Foto: Wikipedia)

JAKARTA – Salah satu pemikiran politik yang muncul di Indonesia pada masa pergerakan nasional menuju kemerdekaan adalah demokrasi sosial. Menurut salah satu Bapak Proklamator Indonesia, Mohammad Hatta, hal itu muncul dari tiga sumber inspirasi yang berbeda-beda.

Dalam ceramahnya berjudul “Masa lalu dan Masa Depan” saat menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1956, pria yang kerap disapa Bung Hatta itu menjelaskan paham demokrasi sosial di Indonesia diinspirasikan oleh tiga sumber.

Pertama, pria yang kerap disapa Bung Hatta itu menyebut paham sosialisme Barat. Hal itu menarik perhatian para pemimpin Indonesia yang memiliki pemikiran politik demokrasi sosial kepada dasar-dasar perikemanusiaan.

“Pertama, paham sosialisme Barat, yang menarik perhatian mereka karena dasar-dasar perikamnusiaan yang dibelanya dan menjadi tujuannya,” kata Hatta.

Kemudian, sumber inspirasi yang kedua adalah ajaran Islam. Sebagai suatu agama yang memiliki serangkaian ajaran, Islam menuntut kepada manusia apa yang disebut oleh Hatta sebagai kebenaran dan keadilan Ilahi. Selain itu, ajaran Islam juga mengajarkan persaudaraan antara sesama manusia.

Demokrasi sosial dalam Ajaran Islam

“Kedua, ajaran Islam, yang menuntut kebenaran dan keadilan Ilahi dalam masyarakat serta persaudaraan antara manusia sebagai makhluk Tuhan, sesuai dengan sifat Allah yang Pengasih dan Penyayang,” lanjutnya.

Terakhir, Hatta berbicara mengenai pengetahuan dan pengalaman masyarakat Indonesia pada masa lampau hidup secara kolektif.

“Ketiga, pengetahuan bahwa masyarakat Indonesia berdasarkan kolektivisme,” ujar Hatta.

Menurut Hatta, perpaduan antara sumber-sumber inspirasi tersebut memperkokoh keyakinan di kalangan pemimpin Indonesia masa revolusi bahwa dasar dari pemerintahan Indonesia yang merdeka itu haruslah merupakan perkembangan dari demokrasi asli yang pernah ada di kehidupan pedesaan Indonesia pada masa lalu.

“Paduan semuanya itu hanya memperkuat keyakinan, bahwa bangun demokrasi yang akan menjadi dasar pemerintahan Indonesia Merdeka di kemudian hari haruslah suatu perkembangan daripada demokrasi asli, yang berlaku di dalam desa Indonesia,” jelasnya.

Lebih lanjut, demokrasi asli yang pernah dihidupi oleh masyarakat pedesaan Indonesia lama adalah demokrasi yang diselenggarakan melalui rapat, mufakat, gotong-royong, hak mengadakan protes, dan menyingkir dari kekuasaan Raja apabila kebijakan yang ditetapkan terasa tidak mengenakan.

“Kelima anasir (elemen) demokrasi asli itu: rapat, mufakat, tolong-menolong atau gotong-royong, hak mengadakan protes bersama dan hak menyingkir dari kekuasaan raja,” ujar Hatta.* (Bayu Muhammad)

Baca juga: Demokrasi Asli Indonesia ala Bung Hatta

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Penjelasan Sukarno tentang Peristiwa Gerakan 30 September

JAKARTA – Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) merupakan kejadian yang

Membangun Ketahanan Demokrasi 

JAKARTA – Konsolidasi demokrasi merupakan tahapan paling krusial dari proses