JAKARTA – Jurnalis Senior, Bambang Harymurti, merespons pertemuan beberapa Nahdliyin dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, yang terjadi baru-baru ini.
Menurutnya, berdialog dengan Israel sebagai musuh dari Palestina yang merupakan kawan Indonesia ada syaratnya.
Pria yang kerap disapa BHM itu mengaku dapat pengetahuan tersebut dari Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid, yang terkenal memiliki kedekatan dengan pimpinan Israel pada masa kepemimpinannya.
“Iya tapi ada syaratnya untuk berdialog dengan musuhnya sahabat kita, yaitu kita koordinasi dengan sahabat kita dulu. Saya itu belajar dari Gus Dur,” katanya di Total Politik.
Presiden yang lebih dikenal dengan nama panggilannya Gus Dur itu memiliki jaringan yang luas dengan pihak-pihak yang ada di Palestina. Dan ia pasti melakukan koordinasi dengan sahabat-sahabat Palestinanya sebelum membuat langkah mengenai Israel.
“Gus Dur itu dulu sekolah di Irak, sekolah di (kawasan) Arab. Dia itu jaringannya ke Palestina kuat. Jadi dia itu begitu ada segala macam, dia itu pasti koordinasi dulu dengan sahabat-sahabatnya,” jelasnya.
Dan kenalan-kenalan Palestina Gus Dur pasti akan memberikannya nasihat, seperti yang diberikan oleh Duta Besar (Dubes) Palestina kepada BHM sebelum ia menerima undangan pergi ke Israel pada masa lalu.
“Mereka pasti seperti Dubes Palestina ke kita juga. ‘Wah minta syarat gini-gini’, kalau itu malah menguntungkan kita. Ya, (baru) berangkat,” sambungnya.
BHM menduga para Nahdliyin yang berangkat tidak memiliki jaringan yang kuat. Hal itu dibuktikan dengan tidak adanya pembelaan terhadap mereka dari pihak-pihak Palestina.
“(Jaringan lima orang yang berangkat) kayaknya nggak kuat. Buktinya nggak ada pembelaan dari Dubes Palestina atau dari (mana pun),” lanjutnya*