4 months ago
1 min read

Usai Masa Berkabung, Iran Segera Gelar Pilpres

Saeed Jalili (tengah) berbincang dengan Mahmoud Ahmadinejad (berdiri). (Foto: ILNA)

JAKARTA – Dinamika politik dalam negeri Iran segera berubah setelah masa berkabung untuk wafatnya Presiden Ebrahim Raisi berakhir.

Kini, negara itu akan menyambut pemilihan umum (pemilu) untuk menentukan siapa sosok pengganti Raisi.

Unik dalam sistem kenegaraan Iran, setiap kandidat yang hendak bertarung dalam pemilu tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh badan beranggotakan 12 orang bernama Guardian Council.

Dalam pemilu yang rencananya diselenggarakan pada 21 Juli itu, The Guardian menilai pemimpin Iran sedang berada di persimpangan jalan untuk menentukan apakah mereka mencari stabilitas atau keabsahan yang datang dari pemilu yang bebas dan jujur.

Salah satu kandidat yang akan bertarung adalah Saeed Jalili. Ia pernah berkarier di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran, dan menjadi juru runding utama untuk urusan nuklir Iran antara 2007 sampai 2013.

Jalili pernah dua kali menjadi kandidat presiden. Ia mengundurkan diri empat tahun lalu untuk memuluskan jalannya Raisi menuju kursi nomor 1 di Iran. Sekarang, ia kembali mengumumkan pencalonannya pada hari Minggu.

Kemudian, mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad yang dikenal sebagai tokoh populis memunculkan diri di publik dan mengatakan sedang mempertimbangkan opsi-opsi di depannya.

Sementara itu, Wali Kota Teheran, Alireza Zakani, yang memiliki kemiripan dengan Jalili mengataku belum memiliki keputusan, tapi beberapa sumber menunjukkan ia sedang mempersiapkan tim kampanye.

Datang dari kalangan konservatif tradisionalis adalah kepala konglomerat bisnis Mostazafan Foundation, Parviz Fattah dan Ketua parlemen, Mohammad Baqer Qalibaf.

Selanjutnya, mantan Ketua Parlemen Ali Larijani juga digadang-gadang bisa maju, meskipun diragukan apakah pemerintah akan mengizinkannya karena sikap politik tengahnya.

Nasib presiden sementara

Akan tetapi, beberapa media Iran memprediksi kalau kontestasi elektoral berikutnya menjadi sulit untuk diprediksi oleh para penguasa, maka Wakil Presiden (Wapres) sekaligus Presiden sementara, Muhammad Mokhber, yang menggantikan Raisi akan diminta untuk maju.

Mokhber diangkat Presiden setelah Raisi wafat dalam kecalakaan helikopter yang fatal pada Minggu (19/5/2024).

Helikopter tersebut jatuh ketika menghadapi cuaca buruk di kawasan pegunungan Provinsi Azerbaijan Timur.

Sang Presiden ditemukan tewas bersama dengan pejabat-pejabat tinggi Iran lainnya. Salah satunya yang turut wafat dalam kejadian naas itu adalah Menlu Iran Hossein Amir Abdollahian.

Kecurigaan mengenai keterlibatan asing dalam tragedi itu telah ditepis oleh penyelidik dari militer Iran. Laporan sementara dari pihak mereka menyatakan bahwa helikopter tersebut terbakar setelah menabrak area yang tinggi.

Penyelidik juga mengungkapkan kalau mereka tidak menemukan lubang-lubang peluru dalam bangkai helikopter yang ditumpangi oleh Raisi dan rombongan.

Laporan mereka juga menemukan helikopter itu terbang di rute yang sudah direncanakan dan tidak meninggalkan jalur tersebut.

Kemudian, penyelidik juga tidak menemukan ada konten mencurigakan yang diamati selama komunikasi antara menara pengawas dan awak pesawat.

Pengganti Raisi, Mokhber, hanya diberi kewenangan menjabat selama 50 hari hingga pemilu berikutnya digelar.* (Bayu Muhammad)

Baca juga:

Asing di Balik Jatuhnya Helikopter Presiden Iran?

Helikopter Membawa Presiden Iran Jatuh

Netanyahu Hadapi Demonstrasi Besar-Besaran

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Israel dan Hezbollah Saling Serang

JAKARTA – Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan urusan

Hezbollah Kembali Serang Israel

JAKARTA – Milisi Hezbollah menyerang Israel dengan 50 roket dan