5 months ago
1 min read

Enam Jenis Penyesalan ala Nusron Wahid

JAKARTA – Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Nusron Wahid mengungkapkan enam penyesalan yang bisa terjadi dalam kehidupan seseorang.

“Hidup ini ada enam bentuk penyesalan. Dan kita jangan sampai masuk ke ranah penyesalan itu. Apalagi penyesalan yang nomor lima dan nomor enam,” katanya dalam siniar di Total Politik, Senin (22/4/2024).

Pertama, Nusron menyebutkan adanya penyesalan yang sifatnya ‘jam-jaman’. Maksudnya, penyesalan yang dialami seseorang dirasakan dampaknya hingga berjam-jam kemudian.

“Karena untuk memenuhi, mengobati rasa penyesalan itu butuh minimal lima (sampai) enam jam kemudian,” sambung Nusron.

Ia mencontohkan penyesalan itu dengan kesalahan seseorang dalam memilih warung makan.

“Kita udah mau makan, udah macet-macet ke Jatinegara ingin makan gule sama tongseng sama sate di Jatinegara. Eh saya sampai sana ternyata warungnya belum buka karena masih mudik. Akhirnya, makan (di) sebelah kurang enak,” jelasnya.

Menurut Nusron, penyesalan seperti itu baru bisa dilewati setelah enam jam kemudian saat makan malam.

Kedua, Nusron menerangkan penyesalan yang sifatnya harian. Seperti ketika salah memberikan kejutan kepada seorang kekasih untuk meredakan amarah yang diakibatkan oleh kesalahan diri kita sendiri.

“Supaya istrinya nggak ngomel-ngomel dibeliin oleh-oleh karena pulangnya telat. Dibeliin martabak atau apa gitu. Ternyata dengan martabak malah nggak suka,” ujarnya mencontohkan penyesalan tersebut.

Bagi Nusron, perlu waktu satu hari untuk mencairkan suasana hingga menjadi seperti dahulu lagi.

Ketiga, Nusron menyebutkan penyesalan yang bersifat mingguan. Contohnya adalah ketika seseorang salah potong rambut.

Menurutnya, butuh waktu yang lama untuk menumbuhkan rambut yang baru dan memperbaiki kesalahan yang sudah terjadi.

“Misal salah potong rambut. Ini kamu potong rambut bentuknya seperti ini ternyata salah kan. Kan harus nunggu ini tumbuh lagi baru kebentuk lagi. Minimal tiga minggu baru tumbuh itu ya,” jelas Nusron.

Keempat, Nusron menjelaskan penyesalan yang bersifat tahunan. Mengenai penyesalan ini, Nusron mencontohkan orang tua yang salah mendidik anaknya sehingga tidak jadi naik kelas.

“Apa itu? Salah mendidik anak sehingga nggak naik kelas. Tahun depan ikut ujian lagi,” lanjut Nusron.

Kelima, Nusron mengungkapkan penyesalan yang bersifat lima tahunan. Menurutnya, salah pilih calon presiden merupakan kesalahan yang bisa menyebabkan seseorang menyesal selama lima tahun ke depan.

“(Habis itu) lima tahunan. Ada! Salah dukung calon presiden. (Karena baru bisa direvisi) lima tahun mendatang,” kata Nusron.

Terakhir, ada penyesalan yang sifatnya seumur hidup, yaitu salah memilih pasangan. “Kalau laki-laki ya salah (pilih) istri. Kalau perempuan salah pilih suami. Karena menyesalnya setiap ketemu,” katanya.

Kesalahan tersebut disesali seumur hidup karena tidak bisa diperbaiki meskipun sudah cukup lama berlalu.*

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Pramono Jalan Tengah Jokowi, Prabowo dan Megawati

JAKARTA – Jurnalis Senior Tempo, Bambang Harymurti, berpendapat kalau sosok

Megawati Tak Setuju dengan Sosok Anies

JAKARTA – Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis, menilai kalau