1 year ago
1 min read

Negara ‘Tanpa’ Regenerasi Kepemimpinan

JAKARTA – Vladimir Putin kembali memenangkan pemilu presiden Rusia untuk kelima kalinya. Ia bakal bercokol di Kremlin setidaknya hingga tahun 2030. Putin memenangkan 87 persen dari total suara. Hasil ini melebihi rekor Putin pada pemilu sebelumnya, yakni 76, persen.

Memang sih, di Rusia itu tidak ada oposisi yang kuat dan kredibel. Kremlin dikenal ketat dalam mengendalikan sistem politik, media, dan pemilu di Negeri Beruang Merah itu.

Jurnalis Senior Bambang Harymurti aka BHM menilai, Rusia ini memiliki problem yang sama dengan China. Di mana jika ada orang yang terlalu kuat itu memimpin, maka sistemnya jadi kaku. 

“Karena tidak ada persiapan siapa penggantinya (penerus kepemimpinan),” kata BHM. “Misalnya tiba-tiba Putin meninggal, atau Xi Jinping meninggal…”

BHH menambahkan, dulu kan sistem pemerintahannya kolektif. Jadi orang ada ekspektasi akan naik jika ada pemimpin yang meninggal. “Entah apa yang akan terjadi dengan Rusia jika Putin meninggal, misalnya,” ujar BHM. 

Peneliti Politik Northern Illinois University, Azriansyah Agoes, menambahkan bahwa masalah Rusia itu sifat rezimnya yang dibangun oleh Putin dengan sistem yang personalistik. Saat Putin naik menggapai tampuk kekuasaan itu bukan lewati pemilu. Dan juga tidak punya partai politik.

“Putin itu membikin partai setelah berkuasa, bukan sebelum berkuasa,” kata Azri. “Dan yang membantu dia jadi presiden itu adalah operasi-operasi intelijen.”

Simak dialog seru dan keren ini di Total Politik:

 

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Serangan Ukraina di Kursk Berlanjut

JAKARTA – Dalam pidatonya saat perayaan Hari Kemerdekaan Ukraina, Presiden

Zelenskyy Minta Senjata Jarak Jauh untuk Lawan Rusia

JAKARTA – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menuntut agar negara-negara sekutunya
toto slot situs togel situs togel
toto slot
slot88
situs totositus totositus totojakartaslot88