4 days ago
2 mins read

Raih Gelar Doktor, Anthony Leong Rekomendasikan Model Baru Strategi Komunikasi Krisis

Pakar komunikasi digital Anthony Leong. (Foto: Istimewa)

BANDUNG – Pakar Komunikasi Digital, Anthony Leong, berhasil menyelesaikan Sidang Promosi Doktor dengan disertasi berjudul “Strategi Komunikasi Krisis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam Pemulihan Sektor Pariwisata Pasca Pandemi (Studi Kasus di Provinsi Bali, Jawa Barat, dan Kepulauan Bangka Belitung)”. Sidang Promosi Doktor dilaksanakan pada Rabu, (15/1/2025) di Lantai 4 Gedung Pascasarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Bandung.

Dalam disertasinya, Anthony memperkenalkan konsep baru bernama Integrated Crisis Communication Model (ICCM), sebuah pendekatan strategis yang menawarkan solusi komunikasi krisis yang lebih adaptif dan integratif.

“Disertasi ini lahir dari urgensi memperkuat strategi komunikasi krisis, khususnya setelah pandemi COVID-19 yang melumpuhkan sektor pariwisata di Indonesia. Model ICCM dirancang untuk mengatasi kelemahan model sebelumnya, seperti Situational Crisis Communication Theory (SCCT), yang selama ini digunakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” ungkap Anthony dalam keterangannya.

“Model ini tidak hanya relevan untuk komunikasi di sektor pariwisata, tetapi juga dapat berfungsi sebagai rumusan strategis yang fleksibel dan aplikatif untuk berbagai ranah komunikasi publik, baik dalam pemerintahan maupun sektor swasta,” lanjutnya.

Model ini mengintegrasikan pendekatan budaya, responsivitas, serta kolaborasi antar-stakeholder untuk menciptakan komunikasi yang lebih efektif dalam situasi krisis.

Anthony mengungkapkan, data penelitian dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun SCCT telah digunakan, implementasinya menghadapi kendala seperti kurangnya koordinasi antar-stakeholder, keterbatasan sumber daya manusia, dan ketidaksesuaian strategi dengan kebutuhan lokal.

“ICCM hadir sebagai solusi inovatif dengan pendekatan yang lebih adaptif. Model ini mengedepankan lima prinsip utama: integrasi aspek budaya dan kontekstual, fleksibilitas dalam penerapan, kolaborasi lintas sektor, pendekatan sistematis, serta penerapan prinsip S.M.A.R.T. (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound). Dengan pendekatan ini, strategi komunikasi tidak hanya akan lebih efektif, tetapi juga mampu menjawab kebutuhan yang spesifik di berbagai situasi krisis,” jelas Anthony.

Ia juga optimistis bahwa model ICCM dapat menjadi panduan strategis bagi pemerintahan Prabowo-Gibran untuk meningkatkan koordinasi dan efisiensi dalam pelaksanaan kebijakan lintas sektor.

“Sebagai contoh, program Makan Bergizi Gratis dapat disosialisasikan secara lebih efektif dengan menerapkan strategi komunikasi berbasis ICCM. Pendekatan ini memastikan bahwa pesan kebijakan tersampaikan secara jelas, terukur, dan relevan kepada masyarakat,” ujar pengusaha muda yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) itu.

Lebih lanjut, ia mencontohkan berbagai kasus di sektor pariwisata, seperti kasus pemerasan di DWP atau pelecehan di destinasi wisata. Menurutnya, Kementerian Pariwisata harus menjadi juru bicara utama dalam kasus-kasus ini, bukan hanya aparat penegak hukum. Kementerian perlu memastikan citra seluruh acara dan destinasi tetap positif.

“Dalam kasus-kasus seperti pemerasan di DWP atau pelecehan di destinasi wisata, Kementerian Pariwisata harus mengambil peran sebagai juru bicara utama. Ini penting untuk memastikan bahwa citra destinasi wisata dan acara tetap positif, sekaligus membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah,” kata Anthony yang juga Wakil Sekretaris Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) itu.

“Pemerintahan Prabowo-Gibran dengan fokus pada pembangunan jangka panjang, membutuhkan sistem komunikasi yang responsif terhadap krisis sekaligus mampu membangun kepercayaan publik secara berkelanjutan. ICCM dapat menjadi rumusan alat yang efektif untuk menyelaraskan komunikasi antar-lembaga, sehingga pemerintah dapat lebih fokus pada pembangunan Indonesia yang lebih maju ke depan,” pungkasnya.

Anthony berharap hasil penelitiannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi para pemangku kebijakan, akademisi, dan praktisi komunikasi.

“Saya dedikasikan disertasi ini untuk mendorong penguatan sistem komunikasi yang lebih terintegrasi di Indonesia. Semoga temuan ini dapat menjadi acuan dalam menghadapi berbagai tantangan komunikasi di masa depan,” tutupnya.*

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Lembaga PEDAS Usulkan Bentuk Dirjen Digital

JAKARTA – Direktur PoliEco Digital Insights Institute (PEDAS), Anthony Leong,

Menkominfo: AS Berkomitmen Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Digital di Indonesia

JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat melalui Duta Besar Amerika Serikat