JAKARTA – Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Prof. Hikmahanto Juwana, memberikan analisisnya terkait sikap Indonesia dalam menghadapi dinamika sengketa di Laut Cina Selatan.
Menurutnya, setiap negara memiliki kedaulatan dan kebijakan masing-masing, termasuk dalam memutuskan pengakuan atau penolakan terhadap klaim pihak tertentu.
“Kadang-kadang, misalnya Indonesia tidak mengakui sesuatu, kita bisa melihat hal itu dari beberapa sudut. Pertama, posisi kita mungkin menguntungkan pihak tertentu. Kedua, sikap ini dapat memfasilitasi negara-negara yang bersengketa di Laut Cina Selatan,” katanya di Total Politik.
Prof. Hikmahanto juga menyoroti dilema yang dihadapi Indonesia dalam menentukan sikap.
“Pertanyaannya sekarang, Indonesia akan jatuh ke mana? Ke Cina atau Amerika? Waktu di Cina, pernyataan bersama terkesan mendukung Cina. Tapi saat di Amerika, Indonesia tampak mendukung Amerika karena tidak lagi menyebut soal overlapping claims dan joint development,” ujarnya.
Ia menegaskan, dalam kondisi ini Indonesia harus mampu menjaga keseimbangan dalam kebijakan luar negerinya.
“Kebijakan ini harus dipikirkan dengan matang. Indonesia perlu mempertahankan perannya sebagai mediator kawasan, tanpa terjebak terlalu jauh pada pengaruh salah satu pihak,” sambungnya.*