2 months ago
1 min read

Peran Narasi dalam Menguatkan Posisi Wakil Presiden

JAKARTA – Jurnalis Senior Tempo, Bambang Harymurti, memberikan pandangan menarik tentang pentingnya narasi dalam komunikasi politik, terutama bagi sosok Wakil Presiden di Indonesia.

Menurutnya, posisi Wakil Presiden sering diibaratkan seperti ban serep dalam sistem tata negara, namun hal ini justru menjadi tantangan untuk tetap relevan di mata publik.

“Sekarang kita bayangkan, Anda misalnya jadi ahli komunikasinya yang disewa kantor wapres. Wakil Presiden tuh dalam tata negara Indonesia kan cuman ban serep, masa mau diem aja sebagai ban serep. Orang lupa dong, padahal ini kan punya karir politik masih panjang, dia harus eksis dong menjadi bagian dari narasi publik sari dan narasi yang baik,” katanya di Total Politik.

Bambang menambahkan, kemampuan tim komunikasi yang kompeten bisa mengubah persepsi masyarakat dan memposisikan Wakil Presiden sebagai figur penting dalam penyelesaian masalah.

“Sebenarnya kalau dengan ada laporan itu kalau dia punya tim yang bagus ya dia bisa pilih mana yang solvable. Kalau setiap yang solvable apa create drama kan di panggung instan wapres bahkan bisa jadi film seri tuh,” ujarnya.

Ia mencontohkan Boyolali untuk menunjukkan bahwa solusi konkret bisa menjadi narasi positif yang memperkuat citra dan peran politik Wakil Presiden. Komunikasi efektif dinilai mampu mengubah persepsi publik.

“Orang mengeluh ke wapres selesai jadi kaya hakim Judge Bao. Misalnya kasus Boyolali, lapor ke situ terus tahu-tahu ketemu solusinya, ada donatur. Oke utang ininya dibayar atau pemerintah memutuskan pajaknya yang lalu ditanggung pemerintah, kan selesai,” tegasnya.*

 

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

‘Gibran Harus Jaga Citra dan Integritas’

JAKARTA – Wakil Pemimpin Redaksi CNN Indonesia, Revolusi Riza Zulverdi,

Peran dan Strategi Komunikasi Wakil Presiden Indonesia

JAKARTA – Wakil Pemimpin Redaksi CNN Indonesia, Revolusi Riza Zulverdi,