JAKARTA – Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman, memberi pandangannya mengenai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berhasil meraih kemenangan signifikan dalam Pemilu 2024 di DKI Jakarta.
Kemenangan ini tidak hanya mencerminkan kebangkitan PKS setelah beberapa tahun mengalami fluktuasi perolehan suara, tetapi juga menunjukkan pengaruh besar dari sosok Anies Baswedan.
“Kalau kita mau lihat jujur, ya, peningkatan PKS ini nggak bisa dilihat tanpa pengaruh Anies Baswedan. Karena kalau kita lihat dari 2009 ke 2014, memang kursi secara persentase naik, tapi persentase jumlah kursi di DKI juga meningkat,” katanya di Total Politik.
Meskipun ada peningkatan jumlah kursi PKS, hal ini harus dilihat dalam konteks yang lebih luas. Menurut Ikrama, stagnasi yang terjadi antara 2009 hingga 2014 menunjukkan bahwa kenaikan suara tidak sekuat yang terlihat.
“Jadi kalau kita bagi persentasenya, sebenarnya nggak naik di antara 2009 ke 2014, ada stagnan cenderung turun. Kenaikan PKS itu di 2019 dan puncaknya di 2024. Di dua periode itu, ada periodisasi di mana PKS menunggangi betul Anies Baswedan,” ujarnya.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa keberhasilan PKS didukung strategi yang memanfaatkan popularitas Anies Baswedan, menciptakan sinergi positif yang berbuah hasil baik di pemilu.
“Kalau kita bicara sebaliknya, Anies juga berkontribusi terhadap PKB. Kalau di 2024 kemarin, khususnya di DKI, faktanya menjadi pemenang. Jadi, sebenarnya kekecewaan antara pendukung atau simpatisan PKS karena Anies ini kemudian tidak dicalonkan itu nggak bisa dipungkiri,” ucapnya.*
