JAKARTA – Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman, memberikan pandangannya mengenai pentingnya kampanye berbasis kandidat dalam Pemilu 2024 DKI Jakarta, terutama mengingat banyaknya pemilih yang belum memutuskan pilihan.
Menurut Ikrama, di daerah dengan sedikit swing voters, kampanye bisa fokus pada isu-isu dan bukan pada kandidat.
“Kalau di daerah lain saya bilang, sekarang tinggal satu bulan saya di provinsi lain, kampanye harus tidak boleh berbasis kandidat, karena yang tadi dibilang swing voters-nya tinggal kecil, ada yang 5 persen dan 7 persen,” katanya di Total Politik.
Namun, di DKI Jakarta dengan banyaknya pemilih yang masih ragu, kampanye harus fokus pada kandidat yang kuat dan berotoritas.
“Kalau di Jakarta karena undecided yang begitu besar, kampanyenya mau nggak mau harus berbasis kandidat, khususnya ke Ridwan Kamil-Suswono,” sambungnya.
Ikrama menekankan pentingnya menunjukkan otoritas dalam kepemimpinan untuk menarik pemilih yang ragu, serta kemampuan kandidat untuk mempertanggungjawabkan mandat yang diterima, seperti yang dilakukan Anies Baswedan.
“Harus ada standing position yang meneguhkan bahwa dia otoritatif sebagai calon gubernur, seperti yang pernah ketika Pak Jokowi ke Pak Anies Baswedan yang dinilai otoritatif,” ujarnya.*