JAKARTA – Milisi Hezbollah menyerang Israel dengan 50 roket dan kumpulan drone tempur. Serangan tersebut diarahkan ke Israel Utara dan mengenai sejumlah rumah yang ada di kawasan tersebut.
Serangan pada Hari Rabu (21/8/2024) lalu itu menyusul kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, bertemu dengan juru runding-juru runding dari Mesir dan Qatar.
Kunjungan tersebut tetap dilaksanakan oleh Blinken kendati prospek yang rendah Hamas akan menyambut ronde gencatan senjata berikutnya secara positif.
Pada hari yang sama, Presiden AS, Joe Biden, berbicara dengan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu.
Biden menekankan perlunya gencatan senjata dan kesepakatan untuk membebaskan tahanan-tahanan perang di Jalur Gaza.
“Presiden menekankan pentingnya mengakhiri gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera dan membahas pembicaraan mendatang di Kairo untuk menghilangkan hambatan yang masih ada,” jelas pihak Gedung Putih.
Kendati demikian, Mesir memperlihatkan sikap skeptis mereka terhadap upaya AS mewujudkan kesepatan gencatan senjata antara Hamas dengan Israel.
“Amerika menawarkan janji-janji (mengenai gencatan senjata), bukan jaminan,” ujar seorang pejabat Mesir kepada Associated Press.
Hezbollah balas serangan Israel
Menurut pihak Mesir, Hamas tidak akan menerima proposal yang tidak bisa memberikan jaminan untuk gencatan senjata permanen.
“Hamas tidak akan menerima hal ini, karena hal ini berarti Hamas akan melepaskan sandera sipil sebagai imbalan atas jeda pertempuran selama enam minggu tanpa jaminan untuk melakukan negosiasi gencatan senjata permanen,” lanjutnya.
Pejabat itu juga mempermasalahkan ketidakmauan Israel untuk mundur dari koridor Netzarim, yaitu garis di peta yang memisahkan antara Gaza Utara dan Gaza Selatan. Menurutnya, hal itu tidak bisa diterima oleh Mesir dan Hamas.
Sekarang, Hezbollah kembali melepaskan tembakan roket-roketnya terhadap berbagai sasaran yang ada di Israel.
Hezbollah menyatakan bahwa serangan mereka pada Hari Rabu dilakukan untuk membalas serangan Israel terhadap Lebanon.
Sebelumnya, Israel melakukan serangan terhadap Lebanon yang membunuh satu orang dan menyebabkan 19 orang lainnya mengalami luka-luka.* (Bayu Muhammad)