2 months ago
1 min read

Pemimpin Dunia Minta Israel dan Hezbollah Saling Menahan Diri

Warga berkerumun di tempat jatuhnya roket yang jatuh di lapangan sepak bola di Kota Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan. (Foto: Timesofisrael)

JAKARTA – Pemimpin-pemimpin dari berbagai belahan dunia sedang berdiplomasi secara intensif untuk menahan Israel agar tidak menyerang Lebanon.

Kekhawatiran akan perang Israel-Hamas di Gaza menjadi perang kawasan meningkat setelah serangan roket membunuh 12 anak yang sedang bermain bola di Ketinggian Golan beberapa waktu lalu.

Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, pulang lebih awal dari Amerika Serikat (AS) setelah memberikan pidato di Kongres AS mengenai perang di Jalur Gaza.

Netanyahu berjanji akan membuat Hezbollah membayar mahal atas serangan yang naas itu. Ia juga sudah bertemu dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Yoav Gallant dan kepala-kepala badan intelijen Israel.

Setelah pertemuan tersebut, kantor Netanyahu mengumumkan bahwa pemerintah memberikan wewenang kepada Netanyahu dan Gallant untuk menentukan jenis dan waktu serangan Israel terhadap Hezbollah.

Pemerintah AS telah menyatakan roket yang mengenai anak-anak di Ketinggian Golan itu milik Hezbollah.

“Itu adalah roket mereka, dan diluncurkan dari area yang mereka kendalikan. Hal ini harus dikutuk secara universal,” ujar mereka.

Hezbollah telah membantah kalau mereka bertanggungjawab atas serangan tersebut. Milisi tersebut mengakui menembakan roket kepada sasaran-sasaran militer di Israel.

Tapi roket yang mengenai 12 anak di Ketinggian Golan merupakan serpihan peluru kendali (rudal) pertahanan udara Iron Dome Israel yang jatuh.

AS menyatakan mereka tengah mengerjakan solusi diplomatik untuk mengakhiri serangan roket dari Hezbollah sekali dan untuk selamanya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Antony Blinken, mengatakan mereka tidak ingin eskalasi konflik antara Israel dan Hezbollah terjadi.

“Kami juga tidak ingin melihat konflik meningkat. Kami tidak ingin melihatnya menyebar,” katanya.

Semua pihak harus menahan diri

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, sudah berbicara dengan Netanyahu. Ia menegaskan komitmen Prancis untuk mencegah eskalasi konflik di kawasan dengan berkomunikasi kepada semua pihak yang terlibat.

Koordinator khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Lebanon meminta agar semua pihak menahan diri mereka masing-masing

Mereka mengatakan semua pihak harus menghentikan baku tembak intensif yang sedang berlangsung.

Perwakilan khusus AS, Amos Hochstein, juga berbicara kepada PM Lebanon, Nagib Mikati, untuk meredakan ketegangan.

Menlu Lebanon, Abdallah Bou Habib, mengatakan pemerintahnya meminta AS untuk menahan Israel. Sebaliknya, pejabat-pejabat AS meminta pemerintah Lebanon untuk melakukan hal yang sama terhadap Hezbollah.

Langkah-langkah diplomatis itu menyusul kemunculan amarah di Israel yang terjadi akibat serangan roket mengenai Kota Majdal Shams di Ketinggian Golan dan membunuh 12 orang anak.

Menteri Keuangan (Menkeu) Israel, Bezalel Smotrich, yang berasal dari sayap kanan radikal, mengatakan seluruh Lebanon harus membayar harga serangan roket yang mengenai Majdal Shams.

Adapun sekali lagi masih belum jelas apakah roket yang mengenai kota tersebut ditembakan oleh Hezbollah dari Lebanon atau merupakan serpihan rudal pertahanan udara Iron Dome Israel.* (Bayu Muhammad)

Baca juga: Erdogan Beri Sinyal Lakukan Intervensi Militer ke Israel

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Israel dan Hezbollah Saling Serang

JAKARTA – Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan urusan

Warga Israel Mengaku Tak Dilukai Hamas Selama Disandera

JAKARTA – Noa Argamani, yang dibebaskan dari penyanderaan Hamas di