11 months ago
1 min read

Israel Murka Fatah dan Hamas Rekonsiliasi

Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz. (Foto: Jns)

JAKARTA – Pemerintah Israel mengecam rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk berkuasa secara bersama-sama di Jalur Gaza pascaperang.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz, mengutuk Presiden Palestina, Mahmoud Abbas yang dianggap merangkul Hamas yang dilihat sebagai pembunuh dan pemerkosa.

Langkah rekonsiliasi di RRT tersebut dinilai telah mengungkap wajah asli Abbas sebagai pemimpin Fatah.

“Hamas dan Fatah menandatangani perjanjian di China untuk kekuasaan bersama atas Gaza setelah perang. Bukannya menolak terorisme, Mahmoud Abbas malah merangkul para pembunuh dan pemerkosa Hamas, mengungkapkan wajah aslinya,” ujar Katz di akun media sosial X-nya.

Kemudian, Katz juga menyatakan kekuasaan Hamas akan dihancurkan oleh Israel. Dan Abbas hanya bisa menyaksikannya dari jauh.

“Pada kenyataannya, hal ini tidak akan terjadi karena kekuasaan Hamas akan dihancurkan, dan Abbas akan melihat dari jauh,” lanjutnya.

Fatah-Hamas rekonsiliasi

Beberapa waktu lalu, Fatah dan Hamas bertemu di Beijing, RRT, dengan 12 faksi Palestina lainnya untuk menandatangani perjanjian ‘persatuan nasional’.

Perjanjian tersebut diadakan untuk mengakhiri pertikaian antara kelompok kelompok yang ada di Palestina. Dan membangun platform bersama untuk memerintah Jalur Gaza secara bersama-sama setelah perang yang sedang berlangsung selesai.

“Hari ini kami menandatangani perjanjian untuk persatuan nasional dan kami mengatakan bahwa jalan untuk menyelesaikan perjalanan ini adalah persatuan nasional,” ucap pejabat senior Hamas, Musa Abu Marzouk.

Menlu RRT, Wang Yi, menjelaskan perjanjian antara pihak-pihak tersebut sebagai kesepakatan memerintah Jalur Gaza secara bersama-sama.

“Hal yang paling menonjol adalah kesepakatan untuk membentuk pemerintahan rekonsiliasi nasional sementara seputar pemerintahan Gaza pascaperang,” katanya.

Yi mengatakan rekonsiliasi merupakan urusan internal faksi-faksi Palestina yang ada. Akan tetapi, hal itu tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari komunitas internasional.

“Rekonsiliasi merupakan urusan internal faksi-faksi Palestina, namun pada saat yang sama, hal ini tidak dapat dicapai tanpa dukungan komunitas internasional,” lanjutnya.

Sebelumnya, Fatah dan Hamas pernah menjadi rival yang memperebutkan kekuasaan di Palestina. Dan setelah Hamas memenangkan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2006, mereka berkonflik dengan Fatah. Konflik tersebut berakhir dengan penguasaan Hamas atas Jalur Gaza secara penuh.* (Bayu Muhammad).

Baca juga: Benjamin Netanyahu Pergi ke Amerika Serikat

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Menakar Implikasi Perang Israel-Iran

JAKARTA -Situasi geopolitik Timur Tengah memanas setelah pecah perang terbuka

Duka Cita PP Muhammadiyah atas Kematian Yahya Sinwar

JAKARTA – Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah menyampaikan rasa duka cita
toto slot situs togel situs togel
toto slot
slot88
situs totositus totositus totojakartaslot88