JAKARTA – Dermaga buatan tentara Amerika Serikat (AS) yang ada di pesisir Jalur Gaza akan dibongkar setelah berulangkali menghadapi cuaca buruk sehingga membuat operasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke daratan menjadi tidak kondusif.
Dermaga tersebut akhirnya akan dibongkar setelah hanya beroperasi untuk 20 hari. Hal itu sesuai dengan prediksi pekerja-pekerja kemanusiaan kalau struktur tersebut tidak akan bertahan lebih dari Bulan Juli.
Terkini, dermaga tersebut sedang bersandar di pelabuhan Kota Ashdod, Israel, dan akan dikembalikan ke Jalur Gaza untuk memfasilitasi pengiriman sisa-sisa bantuan kemanusiaan yang menumpuk di Siprus karena tidak bisa masuk selama cuaca buruk.
Juru Bicara (Jubir) Pentagon, Mayor Jenderal (Mayjen) Pat Ryder, mengatakan pihaknya akan menyandarkan kembali dermaga buatan mereka secara sementara untuk minggu ini.
Sebelumnya, dermaga tersebut diungkapkan pertama kalinya dalam pidato kenegaraan Presiden Joe Biden. Dermaganya merupakan solusi sementara untuk memudahkan pengiriman bantuan kemanusiaan yang terhambat jika melalui jalur darat.
Akan tetapi, penggunaannya tidak efektif. Sepanjang pengoperasiannya, banyak bantuan kemanusiaan yang sekadar diturunkan di dermaga tersebut tanpa didistribusikan kepada warga di Jalur Gaza.
Tidak hanya itu, sepanjang dua bulan pengoperasiannya, dermaga tersebut hanya berhasil memasukan 8.800 metrik ton bantuan, atau sekitar 500 pengiriman truk bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Volume tersebut setara dengan pengiriman bantuan ke Jalur Gaza per harinya sebelum perang pecah 7 Oktober 2023 lalu.
Bantuan sulit masuk Gaza
Sementara itu, pengiriman bantuan kemanusiaan lewat jalur darat juga terus berkurang. Hanya 18 truk yang berhasil masuk ke Jalur Gaza di Bulan Juli hingga saat ini.
Militer AS menyatakan komitmen mereka untuk terus memasukkan bantuan-bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
“Yang terus kami fokuskan adalah memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan kepada masyarakat yang membutuhkan di seluruh Gaza melalui semua mekanisme yang tersedia,” ujar Jubir Kementerian Pertahanan (Kemhan) AS.
Kemhan AS juga menyatakan bantuan kemanusiaan bisa dikirim melalui Pelabuhan Ashdod. Dan mereka berharap pihak-pihak kemanusiaan bisa mengirimkan bantuan mereka lewat sana.
Sementara itu, perlintasan masuk ke Jalur Gaza di Erez Barat dan Kerem Shalom juga terus terbuka. Dan AS akan berdiskusi secara aktif dengan Israel, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan organisasi-organisasi kemanusiaan untuk menentukan bantuan-bantuan kemanusiaan bisa terkirim.
“Erez dan Kerem Shalom juga terbuka, meskipun ketidakamanan dan operasi kinetik menghambat distribusi di Gaza. Amerika Serikat secara aktif terlibat dalam diskusi dengan Israel, PBB, dan organisasi kemanusiaan lainnya untuk menentukan cara mengatasi kendala-kendala ini dan memungkinkan bantuan menjangkau orang-orang yang sangat membutuhkan,” sambungnya.* (Bayu Muhammad)
Baca juga: Oposisi Israel Desak Netanyahu Setujui Gencatan Senjata dengan Hamas