JAKARTA – Lembaga kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menemukan kalau 90 persen warga Jalur Gaza pernah mengungsi setidaknya sekali sejak perang Israel-Hamas pecah 2023 lalu.
Kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) PBB, Andrea de Domenico, mengungkapkan ada sebanyak 1,9 juta warga yang mengungsi di Jalur Gaza.
“Kami memperkirakan sembilan dari setiap 10 orang di Jalur Gaza telah menjadi pengungsi internal setidaknya satu kali, atau bahkan 10 kali, sayangnya sejak bulan Oktober,” katanya.
Dalam perkiraan terdahulu, ada 1,7 juta warga yang mengungsi. Tapi angka tersebut bertambah setelah militer Israel (IDF) melakukan operasi di kawasan Rafah.
“Sebelumnya kami memperkirakan 1,7 (juta) tetapi karena jumlah itu, kami melakukan operasi di Rafah, dan kami mendapat tambahan pengungsian dari Rafah,” sambungnya.
Keadaan dipersulit oleh operasi militer IDF yang dilakukan di Jalur Gaza Utara. Aksi tersebut juga menambah jumlah warga yang menjadi pengungsi di sana.
Orang hilang harapan
Andrea mengatakan kalau operasi-operasi militer yang sedang berlangsung memaksa orang untuk mengatur ulang kehidupan mereka secara berulang kali.
Ia mengatakan orang-orang tersebut memiliki perasaan tersendiri. Dan mereka juga semakin tidak punya harapan atas keadaan yang terjadi.
“Di balik angka-angka ini, ada orang-orang yang mempunyai ketakutan dan keluhan. Dan mereka mungkin mempunyai mimpi dan harapan; sayangnya, saya takut (mimpi mereka) semakin sedikit hari ini,” ujarnya.
Andrea menyayangkan kenyataannya orang-orang yang mengungsi dipindah-pindahkan seperti pion dalam permainan catur.
“Orang-orang yang dalam sembilan bulan terakhir berpindah-pindah seperti pion dalam permainan papan,” lanjutnya.
Sementara itu, ia menjelaskan Jalur Gaza terbagi dua oleh operasi militer Israel. Dan sekitar 300.000-350.000 orang yang tinggal di Jalur Gaza Utara tidak bisa pergi ke selatan.
110.000 orang lainnya berhasil meninggalkan Jalur Gaza ke Mesir sebelum perbatasan di Rafah ditutup Mei lalu.
Beberapa pengungsi dari Jalur Gaza telah tinggal di Mesir sejak itu, tanpa adanya kejelasan bagi mereka kapan akan pulang.
Hingga kini, serangan Israel ke Jalur Gaza telah membunuh sekurang-kurangnya 37.953 orang. Dan kebanyakan dari mereka adalah warga sipil.* (Bayu Muhammad)
Baca juga: Sekutu Hezbollah Siap Melawan Israel