JAKARTA – Tentara Israel (IDF), mengumumkan waktu ‘jeda taktis’ di Jalur Gaza untuk membiarkan truk-truk bantuan kemanusiaan masuk.
Hal itu akan diberlakukan di salah satu jalan utama di Jalur Gaza setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa menghentikan pengiriman bantuan dari dermaga buatan Amerika Serikat (AS) yang ada di pesisir wilayah itu.
Juru Bicara (Jubir) Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), Jens Laerke, menyambut baik pengumuman itu. Akan tetapi, ia menilai hal itu belum cukup untuk menyelamatkan warga Jalur Gaza dari krisis kemanusiaan yang berat.
Laerke berharap pengumuman tersebut dilanjutkan dengan aksi konkret pihak Israel untuk melancarkan proses pengiriman bantuan-bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
“Kami berharap hal ini mengarah kepada langkah-langkah konkret lebih lanjut yang dilakukan Israel untuk mengatasi masalah-masalah lama yang menghambat respons kemanusiaan yang berarti di Gaza,” katanya.
Adapun jeda taktis oleh IDF akan diberlakukan sepanjang Jalan Salah al-Din dan dimulai dari area Rafah. Hal itu juga memungkinkan truk-truk bantuan kemanusiaan untuk transit di penyeberangan Kerem Shalom di Israel.
IDF menyatakan jeda taktis yang akan diberlakukan sedang dikoordinasikan bersama dengan pihak PBB.
Perang belum usai
Hanya saja, IDF juga menyatakan kalau diberlakukannya jeda taktis bukan berarti perang telah usai di Jalur Gaza.
Mereka meminta agar penghentian aksi militer di wilayah yang telah ditentukan untuk beberapa waktu tidak dilihat sebagai penghentian permusuhan di selatan Jalur Gaza.
Sementara itu, Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel, Itamar Ben Gvir memprotes langkah yang dibuat oleh IDF.
“Orang yang memutuskan untuk melakukan ‘jeda taktis’ terutama untuk pengiriman bantuan kemanusiaan sementara prajurit terbaik kita terbunuh dalam pertempuran adalah orang bodoh dan dungu yang tidak boleh tetap menjabat,” katanya.
Baru-baru ini, IDF mengumumkan kematian beberapa serdadunya. Delapan di antaranya mati dalam pertarungan di selatan Kota Rafah.
Kematian serdadu IDF itu datang bersamaan dengan munculnya bukti-bukti kelompok milisi Hamas sedang mengubah strategi mereka. Kini, Hamas tidak lagi melakukan kontak senjata langsung dengan IDF, melainkan taktik pemberontak yang menyerang secara sporadis.* (Bayu Muhammad)
Baca juga:
Momentum Bersejarah di Jalur Gaza
