JAKARTA – Dalam Rakernas V Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) beberapa waktu lalu, Ketua Umum PDIP Megawati sempat berseloroh ingin ‘berganti’ peran dengan putrinya, Puan Maharani, yang notabene Ketua DPR RI. Megawati yang jadi Ketua DPR, dan Puan yang jadi Ketum PDIP.
Tentu saja seloroh Megawati itu mengundang spekulasi terkait siapa pengganti dirinya setelah tak lagi menjabat sebagai ketum partai berlambang banteng moncong putih itu.
Apakah kata-kata Megawati itu benar merupakan isyarat atau kode terkait suksesi kepemimpinan di tubuh partai? Benarkah Puan yang akan jadi pewaris Megawati?
Wartawan Senior Uni Lubis mengatakan, pergantian peran kedua tokoh itu adalah sesuatu yang tak mungkin. “Ini semacam canda antara ibu dan anak,” ujarnya di siniar Total Politik.
Di sisi lain, kata Uni, pada poin terakhir dari 17 butir rekomendasi eksternal PDIP yang dibacakan oleh Puan, Rakernas memberikan dukungan kepada Megawati Soekarnoputri untuk kembali menjadi calon ketum di kongres PDIP pada April 2025.
“Artinya, kalau mereka mendukung Ibu Megawati dan beliau bersedia, maka Ketua Umum PDIP pada 2025 dan selanjutnya adalah Ibu Megawati lagi,” tegas Uni.
Lantas apa makna seloroh pergantian peran itu? Apakah itu hanyalah permainan kata tanpa makna? Kita tunggu saja.