4 months ago
1 min read

Hamas Stop Perundingan Hingga Israel Berhenti Menyerang

Asap pekat mengepul ke udara dekat kamp pengungsi Palestina di kawasan Tel al-Sultan, Rafah, Jalur Gaza. (Foto: Aawsat)

JAKARTA – Hamas telah memerintahkan juru runding mereka untuk terus memboikot pembicaraan mengenai gencatan senjata selama Israel masih menyerang Jalur Gaza.

“Gerakan Hamas dan faksi-faksi Palestina tidak akan mengambil bagian dari kebijakan meneruskan perundingan-perundingan di tengah agresi, pembunuhan, pengepungan, dan genosida rakyat kami,” ujar Hamas dalam keterangan mereka, Kamis (30/5/2024).

Di saat yang sama, Hamas juga mengatakan pihaknya siap untuk kembali duduk di meja perundingan apabila Israel menghentikan peperangannya di Jalur Gaza.

“Hari ini, kami telah menginformasikan negosiator-negosiator mengenai posisi kami yang jelas kalau pihak penjajah menghentikan perang dan agresinya terhadap rakyat kami di Gaza, kami siap untuk mencapai kesepakatan lengkap yang mencakup perjanjian pertukaran (tawanan) komprehensif,” sambungnya.

Pernyataan itu dikeluarkan oleh Hamas setelah Israel kembali mengeskalasi konflik dengan melakukan pengeboman yang membunuh lebih dari 40 pengungsi di Kota Rafah.

Permintaan Hamas

Akademis Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Shofwan Al-Banna, menyatakan Hamas tidak akan mundur dari ungkapan sebelumnya, bahwa mereka siap untuk berunding dengan Israel.

“Menurut saya bukan backtracking. Hamas konsisten menuntut versi kesepakatan yang sudah disetujui sebelumnya oleh Hamas pada awal Mei, yang mendorong pertukaran tahanan bertahap dengan akhir berupa mundurnya Israel dari Gaza,” ujarnya ketika dihubungi Totalpolitik.com, Jumat (31/5/2024).

Akan tetapi, Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, tidak bersedia menerima permintaan Hamas tersebut.

“Netanyahu tidak menerima versi ini dan memilih melanjutkan invasi ke Rafah,” sambungnya.

Oleh karena itu, Shofwan menilai Hamas merasa sia-sia jika melakukan perundingan dengan Israel sekarang.

“Kemungkinan Hamas melihat bahwa negosiasi tidak terlalu berdampak selama Netanyahu masih dalam posisi tersebut dan Israel terus melanggar perintah Mahkamah Internasional maupun so-called red line dari AS (Amerika Serikat) tanpa mendapat sanksi apa-apa,” lanjutnya.

Israel menentukan

Saat ditanya sejauh mana keinginan Hamas untuk berunding, Shofwan menyatakan hal itu ditentukan oleh posisi Israel.

“Kuncinya justru di Israel. Jika tekanan domestik untuk penghentian invasi ini menguat, perundingan damai mungkin berhasil,” katanya.

Tapi, Shofwan menilai Netanyahu akan mencari cara untuk melanjutkan perang yang sekarang tengah berkecamuk di Jalur Gaza.

Selain itu, Shofwan juga mengatakan sikap komunitas internasional turut memengaruhi kemauan Hamas untuk berunding.

“Faktor lain yang bisa berpengaruh adalah tekanan dunia internasional, khususnya AS dan perkembangan di ICC dan ICJ,” tuturnya.

Shofwan menilai Hamas akan tetap mempertahankan posisinya yang sekarang, yaitu menolak untuk berunding dengan Israel apabila mereka terus melanjutkan agresinya di Jalur Gaza.

Menariknya, kata Shofwan, ada kemungkinan bagi Hamas untuk kembali melanjutkan perundingan jika terjadi deeskalasi oleh Israel nantinya.

“Sejauh ini posisi Hamas demikian. Mungkin tidak (membutuhkan) penghentian langsung (untuk kembali berunding), tapi beberapa sesi yang berujung pada penghentian total,” lanjutnya.

Sementara itu, kondisi yang berkembang di lapangan, yaitu peperangan di Jalur Gaza tetap jadi faktor yang terpenting dalam proses negosiasi Hamas-Israel.* (Bayu Muhammad)

Baca juga:

Perjalanan Menembus Gaza

Israel Sudah Menguasai Perbatasan Gaza-Mesir

Erdogan Sebut ‘Ruh’ PBB Mati di Gaza

Komentar

Your email address will not be published.

Go toTop

Jangan Lewatkan

Israel dan Hezbollah Saling Serang

JAKARTA – Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan urusan

Warga Israel Mengaku Tak Dilukai Hamas Selama Disandera

JAKARTA – Noa Argamani, yang dibebaskan dari penyanderaan Hamas di